REPUBLIKA.CO.ID, CENGKARENG -- Manajemen Bandara Soekarno Hatta meluruskan informasi seputar gangguan teknis pada lift di Terminal 2D. Head of Corporate Secretary dan Legal PT Angkasa Pura II (Persero) Agus Haryadi menjelaskan lift itu tidak bergerak mulus, karena faktor gearbox.
"Jadi tidak ada lift tidak jatuh, juga tidak anjlok, seperti yang dikabarkan oleh media online. Kami sudah melakukan observasi, tidak ada sling yang putus," ujar Agus Haryadi, menanggapi kabar yang tidak sedap itu.
Ketika gearbox mengalami gangguan, lift yang hanya digunakan untuk naik-turun dari lantai satu ke lantai dua itu, terhenti mendadak. Lift itu hanya beroperasi menaik turunkan orang dan barang setinggi empat meter. "Mungkin ketika terhenti tiba-tiba membuat kaget penumpang dan menduga ada trouble di talinya? Teknisi kami sudah cek, dan tidak ada kerusakan pada talinya," ujar Agus Haryadi.
Agus sekaligus mengklarifikasi, bahwa lift itu berhenti sebelum sampai ke lantai 1. Lift itu sendiri bergerak lambat, tidak secepat lift pada bangunan tinggi bertingkat. Seluruh dinding lift tersebut menurutnya terbuat dari kaca dan tidak ada yang pecah atau retak, karena memang tidak jatuh atau anjlok.
Meski begitu, Agus meminta maaf kepada pengguna jasa Bandara Soekarno-Hatta atas ketidak nyamanan itu. Manajemen langsung turun ke lokasi dan menangani lift itu dengan cepat, sehingga menemukan titik persoalan teknisnya di gearbox itu.
"Sesuai dengan prosedur penanganan, teknisi dengan cepat tiba di tempat untuk melakukan pemeriksaan dan saat ini untuk sementara lift tidak dioperasikan untuk peneriksaan lebih lanjut," kata Agus.
Seperti diketahui, PT Angkasa Pura II kini tengah menata semua lini, menuju service of excellent. Keluhan pengunjung sekecil apapun, selalu dicarikan solusi terbaik dengan cara yang tercepat pula. Sebab menurut Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, mereka menyadari di era digital sekarang ini informasi apa saja bisa cepat tersebar. Kecepatan informasi, bahkan mengalahkan kecermatan akurasi. "Bagi kami, yang terpenting adalah menjelaskan duduk persoalan yang sesungguhnya, karena itu lebih penting dan dibutuhkan dalam melayani pengguna jasa bandara," ujar Awal, panggilan akrab Muhammad Awaluddin.
Menanggapi hal itu Menteri Pariwisata Arief Yahya setuju, AP II yang membawahi banyak bandara di Indonesia Barat menerapkan manajemen berbasis service excellent. Untuk itu kepentingan kenyamanan, keamanan, keselamatan pengguna menjadi prioritas nomor satu. "Karena Soekarno Hatta adalah tourism airport, pertama kali orang memperoleh impression dari wisatawan, maka service menjadi maha penting," kata Arief Yahya yang semakin yakin dengan kinerja AP II.