REPUBLIKA.CO.ID, BINTAN -- Destinasi wisata yang berada di wilayah crossborder Kepulauan Riau, Bintan, akan segera memiliki Water Villa Resort. Penginapannya berbentuk bungalow dan terletak sekitar beberapa meter dari garis pantai. Resort villanya berbentuk rumah panggung sehingga lantainya seperti mengapung di atas air.
“Persiapan kami sudah matang untuk membangunan mega proyek di Trikora Bintan. Yang sangat prestisius nanti adalah water villa,” ujar Chief Executive Officer (CEO) PT. Grand Wie Sukses (GWS), Lily Oey, Senin (12/6) lalu.
Bagi GWS, pesona Bintan tak kalah dengan Maldives. Alamnya bagus, baharinya juga potensial untuk dikembangkan. Pada 2017 ini investor asal Jakarta itu mengaku siap menanamkan investasi senilai Rp 3,5 triliun. Dana itu akan dialokasikan untuk membangun Water Villa Resort di Kawasan Trikora, Bintan.
Semua perizinan, menurut Lily, sudah diselesaikan. Bahkan Juli 2017, rencananya GWE bakal melakukan peletakan batu pertama. Seremonial itu merupakan simbolis pembangunan dua proyek. Proyek pertama diberi nama Avara. Satunya lagi adalah Mangata.
“Khusus untuk Avara akan dibangun di atas lahan seluas 40 hektar. Di kawasan bibir pantai. Sedang Mangata projeknya adalah water villa yang di kawasan laut. Luasnya juga sama dengan Avara,” ujar Lily.
Lily menambahkan tahap awal mereka akan fokus pada pembangunan Avara Resort nilai pekerjaannya sekitar Rp1,4 trilun. Sedangkan untuk water villa investasinya sebesar Rp1,1 triliun.
Konsepnya mengacu pada standar dunia. Water villa yang dibangun akan dibuat eye cathing seperti Maldives ataupun Port Dickson, Malaysia. Bedanya, di Bintan, water villanya akan dibangun dengan arsitektur yang lebih elegan.
“Kita akan memadukan tujuh miniatur keajaiban dunia. Bahkan sasaran pasar adalah untuk umum, tidak dalam kategori private. Baik itu untuk wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara,” kata Lily.
Khusus untuk pembangunan water villa, GWE mengaku tidak akan menggunakan sistem reklamasi. Itu artinya, water villa yang dibangun tidak merusak lingkungan yang ada. Lily mengklaim program investasi mereka ramah lingkungan. Maka dari itu, mereka menggandeng Chinapower dalam membangunan mega proyek itu nanti.
Disinggung mengani profit apa yang didapat masyarakat sekitar. Mengenai hal itu, Lily mengatakan secara keseluruhan dari dua project yang dibuat bisa menyerap sekitar 3.000 lapangan kerja. Bukan hanya itu, bahkan pihaknya juga akan mengakomodir Usaha Kecil Menengah (UKM) masyarakat sekitar.
“Karena konsep kita rencanakan adalah kawasan pariwisata terpadu. Tentu dengan hadirnya kita, harus memberikan kesejahteraan kepada masyarakat sekitar,” ujar Lily.
Gubernur Kepulauan Riau, Nurdin Basirun mengaku senang dengan niatan GWE. Hadirnya investor kakap menurutnya akan berdampak sangat positif terhadap kemajuan pariwisata di Bintan.
“Apa yang kita harapkan pembangunan yang ada, hendaknya membuka lapangan kerja. Sehingga anak-anak tempat tidak jadi penonton. Ini yang manfaat yang kita minta. Semoga pembangunan ini menjadi Bintan lebih maju dan lebih baik,” kata Nurdin.
Menanggapi hal itu Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan Bintan itu potensinya luar biasa. Dengan dibangunnya water villa standar dunia, ia yakin Bintan akan semakin dikenal.
Batam dan Bintan di Kepri itu diuntungkan oleh jarak yang tidak terlalu jauh. Waktu tempuh tidak terlalu lama, tidak lebih dari satu jam menuju Singapura. “Itu semua adalah keuntungan besar, karena secara geografis dekat dengan target market Singapura yang harus terus dilakukan penyempurnaan,” kata Arief Yahya.
sumber : Kemenpar
Advertisement