REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anda pasti mengenal sosok Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto. Psikolog kondang yang juga aktif dalam Komnas Anak ternyata pernah menjadi gembel sebelum terkenal seperti saat ini.
Kak Seto mengungkapkan kisahnya dalam peluncuran bukunya bertajuk Tidak untuk Dibaca. Menurutnya, dalam buku ini mengingatkan dirinya pada perenungan untuk bangkit hadapi tantangan.
Ia mengungkapkan 47 tahun lalu ia masuk ke Jakarta sebagai gembel. Selama 4 atau 5 bulan ia menjadi gembel tidur di emperan toko. Dia juga sempat menjadi kuli pasar dan tukang batu.
Bahkan dia juga pernah menjadi pembantu rumah tangga selama tujuh sampai 8 tahun. Kerja mulai dari setengah lima sampai 11 malam. Jadi pengasuh anak penyandang cacat.
Ia mengaku tidak pernah bermimpi menjadi seperti saat ini. Bahkan lulus sma pun ia tidak pernah bermimpi.
"Saya coba terus mendaki. S1 sembilan tahun. Akhirnya balas dendam langsung S2 dan S3," ujarnya yang kini dalam usia hampir 70 tahun, ia ingin menjadi guru besar.
Kak Seto juga pernah bercita-cita menjadi guru. Ia merangkak dari bawah sampai pernah menjadi tukang becak.