REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adrian Yunan yang sebelumnya dikenal sebagai bassis grup musik Efek Rumah Kaca (ERK), kini merilis album perdana sebagai solois. Album bertajuk Sintas yang telah beredar di beberapa toko rekaman sejak Senin, 5 Juni 2017, itu berisi kumpulan lagu garapan Adrian yang selama ini tak terpublikasi.
Dalam rilis yang diterima Antara, Jumat (9/6), Adrian menyebut menulis lagu adalah bentuk terapi setelah dirinya menyandang penyakit yang membuat kondisi tubuh dan matanya terus menurun. Sejak 2010, kondisi kesehatan Adrian memang membuatnya harus absen dari panggung Efek Rumah Kaca dan hanya menghabiskan waktu di rumah sembari terus berobat dan beradaptasi dengan kondisi kesehatannya.
"Saat itu saya merasa amat terpukul. Hingga di titik terendah, saya hanya hidup di atas tempat tidur saja tanpa melakukan apa pun," kata Adrian.
Keinginan untuk terus berkarya justru muncul di tengah keputusasaan tersebut. Dalam keadaan sakit, Adrian terbangun dari sebuah mimpi yang kurang begitu jelas apa artinya. Namun, momen ini menjadi titik baliknya untuk bangkit.
Saat itu dia jadi apakah mau melanjutkan hidup sebagai orang yang kalah atau yang menang. "Akhirnya, saya menemukan cara untuk menetralisasi kondisi fisik dan mental ini agar terasa lebih baik dengan menulis lagu. Sebetulnya, menulis lagu itu sejak SMA, bahkan sebelum Efek Rumah Kaca terbentuk. Akan tetapi, apa yang ditulis di tengah kondisi saat itu pada prosesnya menjadi terapi tersendiri bagi saya," katanya.
Sejak momen tersebut, lagu demi lagu terus dia tulis tanpa terpikir akan direkam atau tidak. Beberapa lagu yang dia tulis pada periode tersebut ada yang akhirnya masuk di album ketiga Efek Rumah Kaca, Sinestesia. Namun, banyak lagu lainnya yang tidak jelas nasibnya.
Vokalis Efek Rumah Kaca Cholil Mahmud yang terlebih dahulu melempar ide untuk Adrian agar mengumpulkan materi-materi lagunya tersebut untuk album solo. Ide Cholil pun disambut Adrian yang langsung bersemangat memilah lagu-lagu yang akan dia rekam untuk album solonya yang bertajuk Sintas tadi.
"Sintas memiliki arti bertahan hidup dalam kondisi yang tidak diinginkan. Album ini menjadi bukti bagaimana saya menyikapi kekurangan, lalu beradaptasi dan bertahan hidup hingga keluar menjadi seorang penyintas," ucapnya.
Dalam album Sintas, Adrian menawarkan banyak cerita tentang pergulatan batinnya di tengah keterpurukan dari lirik-lirik kontemplatif dan penyemangat diri yang ada di lagu "Mikrofon", "Lari", "Komedi Situasi", atau "Tak Ada Histeria".
Adrian juga menulis lagu yang khusus didedikasikan untuk sesama teman-teman difabel pada lagu "Ruang yang Sama".
Selain berisi lirik-lirik kontemplatif, album Sintas juga menampilkan lagu-lagu yang terinspirasi dari interaksi sehari-harinya dengan istri dan anaknya di rumahnya. Seperti keinginan untuk jalan-jalan ke pantai berdua bersama istri pada lagu "Terminal Laut" atau saat tanpa sengaja Adrian menginjak mainan anaknya hingga rusak di lagu "Mainan".
Secara keseluruhan, album Sintas mengandung harapan bahwa semua kesulitan pasti akan ada jalan keluarnya. "Dari awal, saya baru memulai menulis kembali lagu saat jatuh sakit. Saya yakin suatu saat semua ini akan lewat dan akan menjadi sesuatu yang baik. Akhirnya, terbukti dengan dirilisnya album Sintas, ada hikmah positif di balik semua ini," ucap Adrian.