REPUBLIKA.CO.ID, TANATORAJA -- Toraja Marathon 2017 akan kembali digelar 29 Juli 2017 di dua kabupaten, yaitu Tana Toraja dan Toraja Utara. Pesona budaya dan adat lokal dua wilayah ini akan ikut memeriahkan gelaran sport tourism tersebut.
Lomba lari bertaraf internasional ini ditargetkan diikuti 1.500 pelari dari dalam dan luar negeri. Rute yang dipilih, melintasi keindahan potensi wisata di Toraja.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuty mengatakan, setelah sukses ditahun pertama, lomba ini tak hanya menjadi salah satu agenda yang diburu para pelari lokal saja, tetapi pelari luar negeri dan juga wisatawan. Sebab selain sebagai acara olah raga. Toraja Marathon juga menawarkan keindahan panorama alam Toraja yang menjadi salah satu situs warisan budaya dunia United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
"Pemandangan Toraja luar biasa, dan ini daya tariknya. Rute lari yang dilewati sangat menarik, para peserta akan merasakan beragam destinasi wisata, mulai dari kampung adat berusia ratusan tahun, hamparan pemandangan sawah, hingga pemakaman kuno, seperti Tampang Allo dan Kete Kesu. Selama lari, tidak menutup kemungkinan juga bertemu dengan warga," ujar Esthy di Jakarta, Selasa (31/5) lalu.
Esthy menambahkan, Toraja memang dikenal dunia sebagai daerah yang memiliki budaya dan adat istiadat yang sangat beragam dan unik. Alamnya indah dan asri. Dihiasi oleh perbukitan, gunung dan bebatuan granit, serta lembahnya yang hijau. Sungai berair jernih membelah perbukitan, menyusuri perkebunan kopi rakyat hingga sawah yang membentang luas. Semuanya tersaji untuk para pelari.
“Di beberapa titik di lintasan lari, nantinya masyarakat akan berkumpul, mereka akan bersorak-sorai, melambai dan bertepuk tangan menyemangati para pelari. Ada pula anak-anak sekolah yang tergabung dalam tim drum band unjuk kemampuan mereka,” ujar Esthy.
Seirama dengan Esthy, Panitia Inti Toraja Marathon 2017, Eduard Anugrahwan menjelaskan, Toraja Marathon merupakan ajang full marathon pertama di Pulau Sulawesi yang menawarkan keindahan alam Toraja. Panita pun memilih rute terbaik dan menantang, sehingga para perlari dapat benar-benar merasakan indahnya alam dan budaya Toraja.
“Tema yang diangkat pada perlombaan kali ini adalah Run Above the Clouds. Istimewanya, para peserta lomba akan berlari sambil menikmati objek wisata berupa daya tarik alam, budaya, dan wisata buatan. Rute lari berupa road dan semi trail, melawati kota dan juga perkampungan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Eduard menjelaskan kategori yang akan diperlombakan dalam Toraja Marathon 2017 meliputi full marathon (42 kilometer), half marathon (21 kilometer), 10K (10 kilometer), dan 5K (lima kilometer). Peserta yang mengikuti lomba lari Toraja Marathon ini, bukan hanya sekadar untuk menang atau untuk menyelesaikan lari hingga garis finish.
“Tetapi ingin menikmati alam, budaya, adat istiadat Toraja. Tak sedikit dari para pelari yang berhenti untuk berfoto di tempat pemakaman khas Toraja,” katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi penyelegaraan Toraja Marathon 2017 yang kedua ini. Event sport tourism ini merupakan cara efektif untuk mempromosikan destinasi wisata sekaligus meningkatkan kunjungan wisatawan. “Target tahun ini 1.500 peserta, diharapkan membawa dampak langsung maupun tidak langsung pada perekonomian masyarakat setempat,” kata Arief.
Arief menilai, olah raga kalau berdiri sendiri hanya menghasilkan sport event biasa. Pariwisata juga jika berdiri sendiri, tanpa booster event, memakan waktu lama untuk menjadi populer.
“Ketika sport bertemu tourism, maka akan membangun portfolio baru dengan sebutan sport tourism! Bagian dari atraksi wisata buatan manusia (man made). Sport event itu media valuenya besar, bahkan dua per tiga kali dari direct impactnya,” ujar Arief.
Itu sebabnya, mengawinkan dua sektor ini bisa menjadi kekuatan ekonomi baru. Begitu pun menurut Arief, ketika marine bersua tourism, healty berjumpa tourism, lalu ziarah atau pilgrim bertemu dengan tourism.
Saat ini, sekitar 75 persen pertumbuhan sektor pariwisata diperoleh dari wisata olahraga. Dampak perekonomian wisata olahraga ini cukup besar bagi daerah destinasi wisata. “Pariwisata akan semakin kuat jika disandingkan dengan sesuatu,” kata Arief.