REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Para maestro musik blues berjanji bakal menggebrak Bali Blues Festival 2017, pada 26 hingga 27 Mei di Pulau Peninsula, kawasan wisata Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali. Salah satu musisi kawakan, The Magic Finger Balawan berjanji akan memukau para wisatawan mancanegara (wisman) agar mereka semakin berkesan akan musik dan keindahan alam Bali.
”Kami akan menampilkan musik kolaborasi, karena dengan kekhasan kita bermusik, itu justru di dunia musik akan semakin dikenal. Sebab di luar negeri pasti ingin melihat kekhasan masing-masing pemusik asal negara tersebut, kita akan tonjolkan ciri khas, agar mereka ingat dan kembali lagi ke Tanah Air kita," ujar Balawan melalui siaran pers Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Rabu (24/5).
Perhelatan yang didukung oleh Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Asdep Segmen Pasar Personal Kemenpar ini rencananya akan menghadirkan sederet musisi papan atas blues Indonesia. Mulai dari The Magic Finger Balawan yang akan berkolaborasi dengan drummer handal Gilang Ramadhan hingga Gugun Blues Shelter yang akan berduet dengan Indra Lesmana di penutup hari pertama.
Line-up hari kedua pun tak kalah keren. The Six Strings yang berisi Dewa Budjana, Eross Chandra, Tohpati, Baron, dan Baim menjadi salah satu penampil yang ditunggu. Tentu saja sajian penutupan di hari kedua akan menampilkan Krakatau Reunion, bersama kumpulan maestro musik Indonesia seperti Trie Utami, Dwiki Dharmawan, Indra Lesmana, Pra Budhi Dharma, Gilang Ramadhan, dan Donnie Suhendra.
Gilang Ramadan juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Kemenpar khususnya Menteri Pariwisata Arief Yahya yang terus mendukung perhelatan musik dan dijalankan secara pararel dengan pariwisata Indonesia. "Saya sebagai musisi merasa bangga dengan digelarnya acara ini. Bali memang punya potensi besar, sama dengan blues yang juga berpotensi besar mendatangkan wisman, ini sebuah kolaborasi yang baik juga antara pariwisata dan musik,” kata Gilang yang hadir saat launching bersama Menteri Pariwisata Arief Yahya, beberapa waktu yang lalu.
Gilang dalam sebuah kesempatan menambahkan, potensi kalangan muda dalam musik cukup banyak, karena bakat seni sebenarnya mengalir dalam setiap generasi muda apalagi jika itu terus meningkat di generasi muda Bali. menrtnya banyak musisi Bali yang walaupun kemampuan bermusiknya lahir dari otodidak, namun mampu tampil terbaik dalam setiap ajang musik.
Balawan juga menilai perhelatan ini bagi musisi sebagai wadah kreatif yang sangat bermanfaat untuk para musisi khususnya blues. Menurut dia, musik blues merupakan cikal bakal kelahiran musik-musik lainnya, seperti musik jazz, pop dan lainnya.
"Musik blues adalah musik dasar yang dilakukan semua musisi. Namun tergantung kemana aliran musik tersebut dibawa, apakah ke musik jazz, rock, pop dan lainnya," ujar Balawan yang berharap ajang ini akan semakin bergairah ke depannya hingga menjadikan Bali ikon musik blues di Tanah Air maupun internasional.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, sangat mendukung acara pariwisata musik ini dan percaya mampu berbicara lebih banyak dalam hal mendatangkan wisatawan."Karena hipotesis saya, bahwa music event sepeti ini media valuenya besar, kemungkinan music tourism ini bisa lebih tinggi nilainya dari sport tourism karena di musik lebih bertabur bintang," ujarnya.
Gugun Blues Shelter juga sangat menantikan acara ini. Tahun ini mereka menjadi penampil kedua dan berharap agar acara tersebut menjadi program tahunan wajib bagi musik blues di Tanah Air. Sebagai musisi blues mereka merasa punya tempat karena selama ini festival blues hilang-timbul.