Senin 15 May 2017 12:07 WIB

Perayaan Hari Ibu di Negara dengan Kebudayaan Berbeda

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Winda Destiana Putri
Hari Ibu  (ilustrasi)
Foto: Antara/Eric Ireng
Hari Ibu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Indonesia merayakan Hari Ibu setiap 22 Desember, yang diresmikan oleh Presiden pertama RI Soekarno tepat pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928. Lantas, bagaimana perayaan Hari Ibu di negara lain dengan kebudayaan berbeda? Simak ulasannya.

Amerika Serikat

Hari Ibu di Amerika dan lebih dari 75 negara lain di dunia, jatuh pada hari Ahad pekan kedua bulan Mei. Tanggal tersebut ditetapkan sejak 1908, ketika seorang perempuan AS bernama Anna Jarvis mengadakan peringatan kematian ibunya di Grafton, West Virginia.

Inggris

Hari Ibu di Britania Raya disebut juga Mothering Sunday yang tanggal peringatannya tidak tetap, yakni salah satu hari Ahad di tengah masa Prapaskah. Pada hari itu, seluruh keluarga biasanya berkumpul dan anak-anak memberikan bunga kepada ibu mereka sebagai tanda terima kasih atas curahan kasih sayangnya.

Prancis

Sejarah Hari Ibu di Prancis amat terkait dengan Napoleon Bonaparte, yang menggagas perayaan itu sejak awal abad ke-19. Namun, karena sejumlah hal, Hari ibu alias Fete des Meres di Prancis baru ditetapkan secara resmi pada 1950, yang jatuh pada hari Ahad terakhir bulan Mei.

Ethiopia

Hari Ibu di Ethiopia bernama Antrosht, tidak terikat pada tanggal spesifik dan justru tidak membebaskan ibu dari tugas rumah tangga seperti kebanyakan negara barat. Biasanya warga menunggu musim penghujan berakhir, lalu membuat tiga hari perayaan makan-makan bersama seluruh keluarga.

Thailand

Thailand merayakan Hari Ibu setiap 12 Agustus, yakni hari kelahiran Ratu Sirikit yang merupakan istri dari mendiang Raja Bhumibol Adulyadej. Memasuki bulan Juli, orang-orang sudah menghias rumah mereka dengan potret Sirikit yang dianggap sebagai sosok ibu dari semua orang di Thailand, selain perayaan di sekitar istana saat hari-H.

Nepal

Pada perayaan Hari Ibu di Nepal yang disebut Mata Tirtha Aunsi, seluruh keluarga berbondong-bondong datang menyambangi dua kolam yang terletak di Desa Matatirtha, Kathmandu. Kolam yang lebih besar digunakan untuk mandi dan berdoa, sementara kolam kedua diyakini digunakan oleh arwah para ibu yang telah berpulang, dilansir dari laman People.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement