REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BATU – Bisa jadi sejauh mata memandang, di mana tempat kita saat berada di Kota Batu adalah view pariwisata. Segudang julukan dimiliki Kota Batu. Bahkan atraksi desa sekecil apapun akan jadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
Menpar Arief Yahya menyebut, kalau soal atraksi dari 3A pengembangan destinasi wisata, Indonesia selalu juara. Alam dan budaya Indonesia punya indeks daya saing yang kuat. "Tinggal akses dan amenitas yang harus dipikirkan bersama, dikeroyok bersama dengan Indonesia incorporated," jelas Menteri Arief.
Pun juga yang terjadi di Kota Batu sebagai kota apel memang sudah lama melekat. Kini Kota Batu berusaha memperkuat imagenya sebagai kota berbasis agrowisata. Maka tak heran bila Pemda setempat banyak membuat berbagai even yang terkait dengan agrowisata. Bahkan penyelenggaraan even bukan lagi pemda. Tapi hanya setingkat desa.
Itu saja sudah cukup kuat mendongkrak atraksi Batu dan mengundang wisatawan dari berbagai kota di nusantara maupun wisatawan mancanegara. Seperti Festival Kampung Tani (FKT#4) di Kelurahan Temas, Kota Batu yang dibuka sejak Jumat (12/5) dan berakhir Ahad (14/5) dihadiri ratusan wisatawan yang kebetulan sedang weekend di Kota Batu. Maka sekalian menghadiri festival FKT#4.
Lokasinyapun tidak di gedung atau halaman kantor. Tapi di sekitar persawahan, yakni sawah Putuk dengan view bukit dan gunung. Maka tak heran bila festival ini cukup mengesankan para pengunjung.
Festival inipun dikemas cukup menarik. Pada hari pertama, ada karnaval. Setiap peserta mengenakan busana, kostum, serta membawa apapun yang yang bernuansa pertanian. Mulai dari caping hingga membawa orangorangan sawah berbahan jerami.
Bahkan, ada peserta karnaval yang membawa gunungan hasilhasil bumi. Terdiri atas tomat, cabai merah, kacang panjang, kubis, hingga terong. Aksi para peserta karnaval ini menarik perhatian masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu.
Menariknya ada sejumlah agenda yang digelar. Mulai dari Pak Tani Day, Bule Sobo Kampung, Jaran Kepang, RW Menari, Tari Kampung Tani, Fashion On The Field, dan Pencak Silat Plus.
Event ini diselenggarakan Kelurahan Temas. Event ini menjadi salah satu cara untuk menyedot kunjungan wisatawan. Camat Batu Aries Setiawan menyatakan, ada pesan yang disampaikan pada event ini. ”Di Kelurahan Temas itu yang kuat pertaniannya,” kata Aries.
Nah, sektor pertanian, selain mampu menghasilkan produkproduk pangan, juga bisa dimanfaatkan untuk dunia pariwisata. Temas menjadi contoh kelurahan yang memanfaatkan lahan pertanian untuk berwisata. Saat ini, Temas sudah memiliki Kampung Tani dan Kampung Ekologi. "Di sana bisa petik sayur organik, dilengkapi dengan outbound dan ada penginapannya juga," jelasnya.
Aries pun berharap, FKT#4 bisa memacu semangat para pelaku pertanian di Temas, terutama dari golongan anak-anak muda. "Karena sekarang banyak anak muda yang lebih suka bekerja di kantoran," imbuhnya.
Menurut Lurah Temas, Aditya Prasaja, Festival ini diikuti peserta dari gabungan kelompok tani (Gapoktan) se-Malang Raya. Tujuannya, mengenalkan dan mengedukasi tentang pertanian organik. Karena itu semua gapoktan yang menjadi peserta ini akan diedukasi pertanian organic oleh lembaga Sertifikasi Organik Seloliman, Lesos Indonesia. "Selain itu tentunya adalah Festival Kampung Tani ini sudah jadi brandingnya Desa Temas," katanya.
Sementara itu, Ketua RW 04 Sugandi berharap, FKT#4 menjadi momentum bagi Kelurahan Temas untuk menjadi salah satu tujuan wisata unggulan di Kota Batu. "Harus berani mengambil bagian dalam dunia pariwisata yang ada di Kota Batu. Harapannya tidak menjadi penonton saja," imbuhnya.
Advertisement