Kamis 04 May 2017 10:00 WIB

Potensi Pariwisata Indonesia Terus Dipromosikan di Mancanegara

Taman Nasional Raja Ampat di Papua Barat
Foto: Republika/Yasin Habibi
Taman Nasional Raja Ampat di Papua Barat

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Keseriusan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata sebagai core economy masa depan bukanlah isapan jempol belaka. Presiden Joko Widodo bahkan turun langsung untuk meyakinkan para investor mancanegara tentang potensi pariwisata Indonesia yang tak akan pernah habis dieksplorasi.

Dalam lawatannya ke Hong Kong,  Senin (1/5), Presiden Joko Widodo berbicara dengan para pengusaha dan investor di wilayah administrasi khusus di Cina itu. Dalam pertemuan yang digelar di Grand Ballroom Hotel Conrad, Hong Kong, Jokowi memaparkan peluang investasi di Indonesia yang sangat terbuka lebar.

Di antara deretan investor Hong Kong ada sosok  Li Ka-shing. Pengusaha yang dikenal sebagai sosok filantropis itu bahkan dijuluki Superman karena kelihaiannya berbisnis. Presiden Jokowi bahkan sempat melakukan pertemuan dengan Li Ka-shing untuk membicarakan peluang investasi di Indonesia.

 

Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia terus memberi kemudahan bagi investor untuk berbisnis. Sebagai contoh, pemerintah telah membatalkan sekitar 3.000 peraturan daerah demi kemudahan. Kemudahan berbisnis bagi investor juga didorong dengan program pengampunan pajak. 

"Berkat sejumlah upaya itu, tahun lalu kami memperbaiki peringkat kami di indeks Kemudahan Berusaha Bank Dunia sebanyak 15 peringkat. Dari peringkat 106 ke peringkat 91," ujarnya.

Saat menyinggung pariwisata, Presiden Jokowi memaparkan peluang-peluang yang bisa digarap. Menurutnya, pembangunan infrastruktur di Indonesia juga untuk menunjang kemajuan daerah-daerah wisata.  

"Anda semua tahu Bali, pulau surga kami yang terkenal itu. Dengan akses infrastruktur yang semakin baik, kami telah meluncurkan sebuah program yang disebut Sepuluh Bali Baru. Seperti misalnya Raja Ampat di Papua, Mandalika di Lombok dan Pulau Komodo," ucapnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menambahkan, pihaknya sedang melakukan percepatan di 10 Top Destinasi Prioritas, yang dikenal dengan 10 Bali Baru itu. Diantaranya Danau Toba Sumut, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur Jateng, Bromo Tengger Semeru Jatim, Mandalika Lombok, Labuan Bajo NTT, Wakatobi  Sultra dan Morotai Maltara.

Arief Yahya juga membuka peluang selebar-lebarnya bagi investor yang hendak menanamkan modal di destinasi lain, di luar 10 Bali Baru itu. Seperti Raja Ampat, Manado Sulut, Derawan, Karimunjawa, Banyuwangi, Selayar Sulsel, dan lainnya.

"Kalau Pak Presiden Jokowi sudah serius dan berkomitmen penuh, pariwisata sudah bakal menjadi primadona di masa depan. Dan saat inilah waktu terbaik untuk masuk di sektor pariwisata," ajak Arief Yahya.

Presiden Jokowi langsung mengajak investor Hong Kong untuk tak ragu-ragu berinvestasi Indonesia. "Anda mungkin ingin segera membeli properti di sana sebelum Li Ka-shing membeli semuanya dan harganya juga menjadi naik," ucapnya.

Tentu Presiden Jokowi tak mau menawarkan pepesan kosong ke investor. Kemenpar yang dipimpin Menteri Arief Yahya terus membenahi semua lini. Di dalam negeri, pembenahan infrastruktur penyokong pariwisata juga terus bergeliat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement