REPUBLIKA.CO.ID, Jantung berdebar kencang, keringat dingin, gemetar, lemas, dan sesak saat naik pesawat adalah sebagian ciri orang yang mengidap fobia terbang. Kondisi tersebut tentu membuat seseorang tidak bisa menikmati perjalanan udara dengan nyaman.
Menurut sebuah survei yang dilakukan program acara "Good Morning Britain" di jaringan televisi komersial ITV, sebanyak 28 persen penumpang pesawat mengalami gejala tersebut. Bahkan, rasa takut berlebihan membuat 44 persen dari jumlah tersebut kapok naik pesawat terbang.
Untuk mengatasinya, EasyJet menggagas kursus bernama Fearless Flyer yang membantu menyembuhkan para pengidap fobia terbang. Kelas singkat selama empat jam tersebut dirancang oleh pakar fobia Lawrence Leyton dan pilot Chris Foster yang akan mengubah persepsi seseorang tentang ketakutannya.
"Secara statistik, Anda harus menumpang pesawat setiap hari selama lebih dari 12.000 tahun untuk mengalami kecelakaan pesawat terbang," ujar sang pilot, Chris Foster, yang telah berpengalaman menerbangkan pesawat selama lebih dari 1.000 jam.
Laman Express melaporkan, pakar Lawrence Leyton mengajarkan teknik khusus dengan jaminan keberhasilan mencapai 95 persen. Salah satunya adalah scratch it technique di mana para peserta diminta membayangkan satu skenario terburuk yang mungkin terjadi.
Gambar dalam pikiran itu kemudian dikoyak-koyak menggunakan sebuah paku imajiner hingga berkeping-keping. Lantas, peserta diminta menyentuh lembut beberapa titik tekanan pada tubuh sambil mengulangi kalimat "Saya tahu terbang itu aman".
Kelas Fearless Flyer yang secara nasional tersedia di Inggris dikenai biaya 189 Pound Sterling atau sekira Rp 3,1 juta. Selain teknik di atas, sejumlah tips lain meredakan fobia termasuk memilih kursi di bagian tengah pesawat, memperhatikan ekspresi kru kabin, dan bernapas perlahan dengan menghirup udara dari hidung lalu mengeluarkannya lewat mulut.