REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Ajang Bekasi Expo 2017 yang berlangsung selama 11-19 Maret 2017 menjadi momentum para pengusaha bagi UMKM di Kota Bekasi, Jawa Barat, memamerkan beragam produknya. Salah satunya, Erfa Handmade, yang berada di Jalan Irian Jaya Raya No 165, Perumnas 3, Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Pemilik Erfa Handmade, Aryagalih (39 tahun) mulai memproduksi beraneka ragam tas dan dompet mulai tahun 2011. Bersama sang istri, Kristien Mey Triyana (39 tahun), Arya awalnya memproduksi tas organizer dan gadget organizer yang sedang booming pada masa itu.
Tas berukuran kecil yang dilengkapi tali itu fleksibel bisa dijadikan tempat hape, bisa juga dijadikan dompet. Dilengkapi saku cukup banyak, membuat tas tersebut multifungsi. Saat booming pada tahun 2014 - 2015, penjualannya mampu mencapai 5000 buah dalam sebulan.
Menurut Arya, keunggulan produknya terletak pada cara pembuatannya yang dikerjakan dengan tangan. "Semua dikerjakan rajut dengan tangan. Bordir pun kami manual dari kain-kain perca yang kami desain," kata Aryagalih, kepada Republika, Senin (13/3).
Ia memproduksi beragam model tas anak, backpaker, dan tas wanita. Sistem penjualan dilakukan lewat reseller atau distributor per daerah, media sosial, website, serta dari pameran ke pameran.
Sebelum hadir di Bekasi Expo 2107, Arya sempat mengikuti pameran di KJRI Mumbai India selama dua hari, Indonesia Fashion Week, Ina Craft, serta ajang pameran di Pontianak, Bandung, Brunei, dan Singapura. Produknya dibanderol dengan kisaran harga Rp 100 ribu sampai Rp 250 ribu.
Untuk mengakomodasi konsumen yang sekadar ingin membeli buah tangan, Erfa Handmade menyediakan produk khusus dengan harga terjangkau Rp 50 ribu.
Aneka tas dan dompet ini seluruhnya didesain oleh sang istri, Kristien Mey Triyana. Kain-kain perca ditempel pada bahan kanvas dengan bordir sehingga membentuk pola tertentu. Ada pula yang diberi aksen tiga dimensi. Pilihan warna yang ditawarkan ceria, tapi tetap manis dan elegan.
Dikatakan Arya, yang terbaru saat ini dirinya sedang memproduksi tas dengan motif batik dan tenun. Ada pula tas dengan sentuhan etnik pakem-pakem khas Bekasi, berupa bunga teratai, kecapi, dan bambu. Suami istri ini bermaksud menunjukkan identitas Kota Bekasi lewat produk yang mereka ciptakan.
"Kita lagi bikin yang pakai tenun dan batik. Harganya lebih mahal sekitar Rp 400 ribuan, tapi masih di bawah Rp 500 ribu. Satu item satu desain jadi eksklusif," ujar dia. Arya juga mengaku sedang melirik produk tas satu set, tas dengan tali rajut dari kulit, serta tas yang mengkombinasikan bahan kulit dan kanvas.