REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika pemerintah ingin data Anda, mereka mungkin akan mendapatkannya dengan salah satu, atau cara lainnya. Banyak yang terlambat menyadari ini di bawah pemerintahan Donald Trump, bagi wisatawan yang memasuki negara itu telah lama terbiasa menyerahkan barang-barang untuk pemeriksaan.
Dalam ruang lingkup informasi pribadi yang disimpan pada ponsel dan laptop, artinya, dengan pencarian sederhana, Customs and Border Protection (CBP) pejabat sekarang dapat mengintip kepada hal yang paling rinci dari kehidupan masyarakat. Sementara angka saat ini sulit didapat, Staf ACLU Esha Bhandari mengatakan, pada 2016 melihat peningkatan laporan pencarian perangkat di perbatasan. The New York Times melaporkan, pada 2015, agen memeriksa 4.444 ponsel, dan 320 perangkat elektronik di perbatasan.
Ini bukan hanya masalah bagi orang asing. Seperti kasus yang dipublikasikan dari Sidd Bikkannavar menjelaskan, agen menekan bahkan pada warga AS yang diminta untuk menyerahkan ponsel dan password. Pada dasarnya, para pejabat CBP tidak peduli seberapa sensitif Anda terhadap data yang dimiliki. Mereka akan mencari itu jika mereka ingin.
"Semakin banyak orang bepergian dengan perangkat pintar. Bahkan pencarian sepintas dapat mengungkapkan banyak informasi, Email Anda, informasi keuangan, riwayat kesehatan," ungkap Bhandari dilansir dari laman Mashable. Hal pertama yang dapat dicoba adalah keluar dari akun media sosial perangkat Anda. Dengan cara itu, mereka tidak akan dapat dengan mudah membaca semua pesan pribadi Facebook dan Twitter.
Selanjutnya, menghapus account email anda dari perangkat. Ini relatif mudah untuk menambahkan mereka kembali nanti, dan, sekali lagi, ini akan mencegah dibukanya akses ke akun email pribadi, atau bisnis Anda. Berikutnya anda harus mengaktifkan enkripsi full-disk pada perangkat. Perlu enkripsi untuk menjaga data aman, bahkan jika anda memiliki password login yang kuat, untuk ponsel atau laptop.
Kemudian, menonaktifkan biometrik, seperti sidik jari atau mata pemindaian di perangkat. Agen CBP tidak dapat secara legal memaksa warga AS untuk melepaskan password, tetapi mereka dapat memaksa anda untuk membuka perangkat dengan cap jempol Anda.