REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warna kulit masih menjadi topik pembicaraan yang menyoroti Oscar 2017. Meski sekarang berbeda dengan tahun sebelumnya. Ajang penghargaan tertinggi bagi pelaku industri film ini mulai direspons lebih positif. Terutama oleh komunitas Afrika-Amerika di Hollywood.
Dua periode terakhir, penghargaan bernama lahir Academy Awards ini menuai sindiran pedas. Dominasi kulit putih dalam daftar nominasi pemicunya. Tahun lalu saja, setidaknya 20 aktor-aktris kulit putih menguasai nominasi kategori acting.
Simbol kekecewaan kemudian muncul dalam bentuk #OscarSoWhite (Oscar terlalu putih) di media sosial. Dari tagar, ia dengan cepat berubah menjadi suatu gerakan mengkritisi keberagaman ras dalam ajang tersebut.
Mungkin didorong gerakan itu, perubahan tampak tahun ini. Saat pengumuman nominasi Oscar Selasa (24/1) pekan lalu, nama-nama aktor, sutradara, hingga penulis naskah keturunan Afrika-Amerika mulai tersebar mengisi sejumlah kategori penghargaan.
Ada nama Barry Jenkins, misalnya, yang masuk nominasi Sutradara Terbaik melalui film Moonlight. Lalu Denzel Washington yang masuk Aktor Utama Terbaik lewat film Fences, dan Ruth Negga dinominasikan sebagai Aktris Terbaik berkat filmnya Loving.
Tidak hanya itu, untuk pertama kalinya sejak 1985, nominasi kategori Aktris Pendukung Terbaik, diisi lebih dari satu wanita berkulit hitam. Ketiganya adalah Viola Davis (Fences), Naomie Harris (Moonlight), dan Octavia Spencer (Hidden Figures).
Menariknya, muncul juga nama aktor berdarah India-Inggris Dev Patel sebagai kandidat peraih Aktor Pendukung Terbaik berkat filmnya Lion. Sementara dari balik layar, dua penulis naskah keturunan Afrika-Amerika juga dinominasikan untuk Naskah Adaptasi Terbaik.
Mayoritas pelaku industri film dan masyarakat menyambut hasil nominasi tersebut. Netizen ikut bereaksi. Tagar #OscarNotSoWhite (Oscar tidak terlalu putih) dan #OscarLessWhite bermunculan.
“Senang rasanya melihat orang-orang dari beraneka ragam kelompok mendapat apresiasi," kata sutradara Barry Jenkins kepada New York Times, Selasa (24/1). "Ini merupakan penegasan bahwa film memiliki kekuatan untuk mengikis hambatan dan mengungkapkan apa yang membuat kita semua manusia."
Kulit berwarna dalam Oscar
Kurangnya keragaman warna kulit dalam nominasi Oscar memang menjadi polemik selama dua tahun terakhir. Namun, itu sebenarnya bukan hal baru.
Seperti dikutip People dari Washington Post, sepanjang Oscar digelar, pernah selama enam tahun berturut-turut, hanya aktor kulit putih mendapat nominasi acting, yakni pada 1975 sampai 1981. Bahkan tercatat, selama gelaran 63 tahun pertamanya, hanya 26 aktor berkulit hitam yang dinominasikan.
Secara statistik, tren positif menanjak selama 25 tahun. Lebih dari selusin aktor kulit berwarna dinominasikan, dibandingkan enam dekade sebelumnya. Tercatat, sebelas aktor berkulit hitam mampu memboyong Piala Oscar sejak tahun 1991. Lebih banyak dibandingkan periode sebelumnya, yakni empat pemenang.
Namun, satu dekade terakhir disebut terjadi penurunan. Puncaknya, dua tahun kemarin. Untuk kategori acting misalnya, seluruhnya diisi pemeran berkulit putih.
Fakta ini menuai pro dan kontra. Sebagian berbicara soal kelayakan aktor dan pihak di balik layar dari kalangan kulit berwarna. Separuh lain menilai sebaliknya. Mereka menganggap minimnya keberagaman dari para pemilih nominasi penyebabnya.