Senin 09 Jan 2017 08:00 WIB

Ini Kesulitan Kimberly Ryder Beradu Acting dengan Aktor Jepang

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andi Nur Aminah
Aktris Kimberly Ryder (tengah), Aktor Jepang Koutaro kakimoto (kiri), dan Aktor Jepang Shin Konno (kanan) berfoto saat peluncuran program Japan Try dan film berjudul Secret Sky, Jakarta, Jumat 6/1).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Aktris Kimberly Ryder (tengah), Aktor Jepang Koutaro kakimoto (kiri), dan Aktor Jepang Shin Konno (kanan) berfoto saat peluncuran program Japan Try dan film berjudul Secret Sky, Jakarta, Jumat 6/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kimberly Ryder terpilih menjadi satu-satunya aktris Indonesia yang turut serta dalam miniseri Secret Sky. Ia mengaku sangat bangga karena bisa beradu akting dengan tiga aktor Jepang, Kaoutaro Kakimoto, Shin Konno dan So Takei.

“Senang sekali menjadi bagian dari proyek ini, karena saya satu-satunya pemain dari Indonesia, dan semua lainnya, ketiga cowok pemain ini semuanya orang Jepang. Saya merasa ini penghormatan untuk saya,” ungkapnya kepada wartawan  usai peluncuran program baru Jak TV di Jakarta, Jumat (6/1).

 

Namun Kimberly mengaku mengalami kesulitan dalam beradu akting dengan aktor Jepang tersebut. Ini lantaran bahasa mereka berbeda. Namun Kimberly punya kiat mengatasinya. “Kesulitan mungkin memang awalnya tidak ada reading, saya sampai sana ketemu pertama kalinya. Keesokan harinya syuting, kita dapat chemistry sambil jalani syuting,” jelasnya.

Ia menjelaskan awalnya pihak pembuat film berencana shooting awal-awal hari itu sudah mau scene akhir. Tapi ternyata tidak memungkinkan, karena chemistrynya belum sampai sana. Jadi diundur dan mereka lebih mengikuti skenario. “Jadi part pertama dulu di ambil, part kedua, jadi kita dapatin chemistry-nya itu dengan cara seru. Kala kita pindah lokasi, di bus duduknya barengan kita ngobrol. Terus pas break lagi makan, ngobrol lagi, duduk barengan lagi, jadi lucu aja sih, seru banget,” tambahnya.

Selain itu, kesulitan lain syuting di Jepang, menurut dia, karena cuaca yang berbeda. Salah satu scene terakhir ada scene yang sangat emosional dan mereka syuting di atas Roppongi Hills lantai 52. Saat itu kondisi pun sedang hujan. Belum lagi syuting dilakukan pukul 12 malam sampai pukul dua dini hari. “Saya kedinginan, lagi awal winter di sana, jadi bisa dibayangkan gimana kita harus fokus, skenarionya, emosinya, dengan semua situasi yang kurang menolong juga," ujarnya.

Bagaimana dengan bahasanya? Kimberly mengaku dia sendiri pakai bahasa Inggris. Jika berdialog dengan diri sendiri memang pakai bahasa Indonesia dan bahasa Jepang juga. Lalu saat ngobrol dengan aktor Jepang tersebut dia menggunakan bahasa Inggris. Sayangnya mereka berbahasa Inggris tidak terlalu fasih, sehingga Kimberly kadang juga harus pakai bahasa tubuh.

“Kadang ada kata-kata yang saling enggak ngerti. Enggak ada penerjemah yang dekat kita. Jadinya kita coba pakai google translate, nyari foto kita kasih lihat. Kita ngobrolnya pakai perasaan, pakai mata, pakai hati, jadi enggak masalah. Kita masih nyambung semuanya. Ya mencoba nyaman dekat denga mereka supaya chemsitrynya juga dapat,” jelasnya.

Menurut dia, walaupun berbeda bahasa, kalau semua aktor serius dengan acting-nya, professional, pakai perasaan, semua bisa nyambung. “Kalau pihak satunya coba mancing terus, tapi kalau satunya lagi sudah gitu saja, ya enggak dapat,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement