Ahad 25 Dec 2016 13:25 WIB

Jangan Pergi Tidur dalam Keadaan Marah, Ini Alasannya

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Winda Destiana Putri
Tidur
Foto: pixabay
Tidur

REPUBLIKA.CO.ID, Kita sering mendengar nasihat lawas yang menganjurkan untuk tidak pergi tidur dalam keadaan marah. Sekarang, para peneliti lewat studi ilmiah telah mengungkapkan alasannya.

Penelitian yang dilakukan tim dari Beijing Normal University itu telah diterbitkan pada jurnal Nature Communications. Studi mengungkap, mereka yang tidur dalam keadaan marah atau merasakan emosi negatif lain cenderung memiliki masalah dengan penyimpanan memori.

Yunzhe Liu, penulis utama studi yang juga merupakan mahasiswa neurosains di University College London menjelaskan, normalnya tidur membantu manusia memproses informasi dan menyimpan memori. Selama tidur, otak tak berhenti bekerja membuat memori baru, melakukan konsolidasi memori, dan mengaitkannya dengan memori yang lebih dulu ada.

Sebagai contoh, kata ia, tidur sebelum belajar terbukti dapat membantu otak menyiapkan formasi memori yang tepat. Sayangnya, emosi negatif akibat bertengkar sebelum tidur dapat berdampak buruk terhadap proses itu dan membuat memori negatif bertahan lama di otak.

Liu dan tim membuktikannya dengan meneliti 73 mahasiswa pria di Inggris dengan teknik khusus. Mereka diminta melihat foto-foto wajah netral sekaligus foto bermuatan negatif yang menyedihkan atau mengerikan, lalu dilihat dampaknya dengan pemindaian aktivitas otak.

Eksperimen tersebut diulang hingga beberapa hari dan para peserta rupanya mengalami kesulitan melupakan memori mengenai gambar buruk yang mereka lihat. Liu menjelaskan, memori buruk itu tetap tinggal dalam waktu lama dan tak terproses layaknya kondisi normal. "Kami percaya temuan bahwa otak menahan memori tertentu bisa berguna untuk penanganan stres akibat trauma, meski belum dapat serta-merta diaplikasikan," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement