REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Termotivasi prestasi Indonesia pada ajang World Halal Tourism Award 2016, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumatra Selatan (Sumsel) pada 2017 akan fokus membidik wisata halal. Kepala Disbudpar Sumsel, Irene Camelyn, bersama stakeholder pariwisata meluncurkan Wisata Halal 2017.
“Agar Sumatra Selatan tidak tertinggal, maka harus segera merealisasikan program wisata halal. Pada 2017 dan 2018, Sumsel akan memiliki sejumlah even dengan tamu dari berbagai negara yang penduduknya Muslim. Mereka merupakan target wisatawan yang akan datang ke Sumsel,” katanya, Jumat (16/12).
Menurut Irene, pada 2017 sektor pariwisata Sumsel tetap menghadapi keterbatasan anggaran karena adanya efisiensi pada APBN dan APBD Sumsel. “Dengan keterbatasan tersebut, Sumatra Selatan tidak boleh tertinggal dari daerah lain khususnya program wisata halal. Melalui wisata halal, Sumsel dapat menyajikan berbagai kuliner halal,” ujarnya.
Selain berbagai kuliner halal, menurut Irene, Sumsel juga memiliki destinasi wisata religi atau rohani yang selama ini telah menjadi destinasi para wisatawan dalam dan luar negeri. “Sumatra Selatan memiliki kompleks asrama haji dengan fasilitas terlengkap, ada mock up pesawat angkutan haji, replika Ka'bah dan lintasan sa'i dengan ukuran yang sama yang ada di Makkah,” ujarnya.
Destinasi wisata religi lainnya, menurut Irene Camelyn, ada Bait Alquran Akbar yang merupakan Alquran terbesar di Indonesia. Juga ada Kampung Arab Al Munawar yang menarik dengan kulturnya, serta ada Masjid Cheng Ho Sriwijaya.
“Destinasi wisata halal atau religi saat ini bukan hanya dibutuhkan umat Muslim saja, tapi wisata halal ini menjadi kebutuhan seluruh wisatawan di seluruh dunia,” kata mantan Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Sumsel.