Jumat 16 Dec 2016 15:46 WIB

Sejak Kecil Anak Perlu Dikenalkan pada Kain Tenun

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang perempuan membuat kain tenun ende
Foto: Desy Susilawati/Republika
Seorang perempuan membuat kain tenun ende

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati Sosial Ekonomi untuk kain Tenun, Bernadetta Maria Sere Ngura Aba yang akrab Sere, mengatakan kain tenun ende terancam punah 30 tahun ke depan jika tidak dilestarikan sejak dini. Salah satu cara melestarikannya adalah mengenalkan mengenai tenun kepada anak-anak sejak sekolah dasar.

Sere mengtakan salah satu cara menjaga kelestariannya adalah anak-anak dari kecil harus tahu mengenai tenun ende ini. “Usulan saya, pemerintah di Jawa ada muatan lokal batik, nah sebaiknya di ende ada muatan lokal untuk tenun, pengenalan motif menenun. Dari kelas tiga SD, sudah mulai mengenal warna, asal usul, sehingga mereka ada rasa cinta dan bangga dan mau melakukan untuk kecintaannya itu,” ujarnya.

Selain itu, media sosial juga bisa dimanfaatkan untuk melestarikan budaya tenun ende.  Dia mengatakan jika diamati perkembangan media sosial luar biasa, apalagi teknoloi bisa mebcapai ke desa-desa. Ini hal yang sangat luar biasa. "Sebelumnya memang sudah banyak yang memakai tenun untuk ke pesta, tapi sekarang lebih banyak yang pakai tenun, medsos luar biasa pengaruhnya. Dulu hanya lawo dan laku, mamah muda tidak mau, tapi karena daerah lain, negara lain mempromosikan, kenapa pihak lain menyayangi, kita enggak?,”ujarnya.

Bukan hanya itu, dia mengatakan, bisa juga menerapkan pakaian dari tenun untuk seragam kerja para PNS di Kabupaten Ende. Di sini memang dibutuhkan peran pemerintah dalam intervensi sangat kuat yakni membuat kebijakan. Dia mengatakan, sebelumnya hak itu sudah dilakukan di Ende, setiap jumat pakai tenun. "Tapi itu kurang, sebaiknya pasar di dalam dikuatkan, dua tiga kali dalam minggu pakai tenun," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement