Kamis 15 Dec 2016 13:28 WIB

Tips Memotret Underwater

Rep: Christiyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
According to UNESCO, at least 10 percent of 5 million underwater shipwrecks lying in the Indonesian sea. It offers a huge potential to draw tourists as well as looters. (illustration)
Foto: Republika
According to UNESCO, at least 10 percent of 5 million underwater shipwrecks lying in the Indonesian sea. It offers a huge potential to draw tourists as well as looters. (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Memotret di dalam air kini sedang menjadi tren. Tak hanya di kalangan pecinta fotografi, masyarakat awam pun banyak yang beramai-ramai membeli kamera  underwater agar bisa berpose di dalam air. Pendiri Malang Underwater Community, M. Joko Apriyo Putro mengatakan memotret di dalam air memiliki kesulitan masing-masing tergantung pada jenis air.  

Ditemui Republika.co.id belum lama ini, Apri menuturkan memotret di air akan bagus hasilnya asalkan bebas kaporit. "Air yang mengandung kaporit akan membuat hasil foto kurang tajam karena partikel kaporit tertangkap kamera," kata Apri.

Menurutnya foto bawah air terbaik adalah memotret di sumber air.  Air yang berasal dari sumbernya langsung lebih jernih dan menghasilkan foto yang tajam. Namun karena sumber air biasanya masih alami maka tak jarang di dasar air banyak kotoran seperti lumut.

"Kalau memotret di sumber air jangan banyak bergerak agar lumut dan kotoran di dasar air tidak naik," kata dia.

Pada akhir pekan lalu Apri bersama komunitas fotografi yang ia dirikan mencoba memotret di sumber air Wendit Kabupaten Malang. Memotret di dalam air selain harus menahan dingin juga sangat dipengaruhi cahaya matahari. Ia mengatakan pemotretan sempat berhenti beberapa lama karena turun hujan.

Fotografi underwater sangat mengandalkan cahaya matahari jadi kalau mendung atau hujan hasil foto akan jelek. Pengaturan nafas juga wajib diperhatikan. "Paru-paru harus kosong agar fotografer tidak mengapung selain itu perlu menggunakan sabuk pemberat," imbuh pria yang sehari-hari bekerja sebagai humas di sebuah perguruan tinggi swasta di Malang ini.

Pada dasarnya memotret di dalam air dapat dilakukan dengan menggunakan kamera mirrorless, DSLR, maupun kamera handphone. Dalam memotret di sumber air Wendit, Apri menggunakan kamera mirrorless Sony Alfa 6000.

Di sumber air Wendit, Apri melakukan sesi pemotretan foto cerita romantika Ken Dedes, Ken Arok, dan Tunggul Ametung. Sesi pemotretan yang bertajuk 'Story of Singosari' ini merupakan salah satu upaya komunitas fotografi untuk melestarikan budaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement