Selasa 13 Dec 2016 09:09 WIB

Digital Tourism, Kunci Sukses Wisata Halal NTB

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Damanhuri Zuhri
Menikmati matahari terbit di Gunung Rinjani dari Bukit Pergasingan, Sembalun, Lombok.   (Republika/ Wihdan Hidayat)
Foto: Republika/ Wihdan
Menikmati matahari terbit di Gunung Rinjani dari Bukit Pergasingan, Sembalun, Lombok. (Republika/ Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Merebut tiga gelar di ajang World Halal Tourism Award (WHTA) 2016, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) semakin mengukuhkan dirinya sebagai salah satu tujuan utama wisata halal dunia.

Ini hal yang patut disyukuri, ujar anggota Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal (TP3H), Taufan Rahmadi, kepada Republika, Jumat (9/12). Menurut dia, keberhasilan NTB tak lepas dari matangnya strategi digital tourism, yang menjadi kunci utama dalam memasarkan wisata halal Lombok-Sumbawa ke kancah internasional.

Kunci sukses lain NTB dalam mengembangkan branding halal adalah kuatnya kebersamaan antarelemen di provinsi ini. Ada komitmen kuat dari Gubernur NTB yang didukung pelaku industri dan masyarakat dalam pengembangan pariwisata halal di Lombok-Sumbawa, kata mantan kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB ini.

Ke depan, ia berharap, NTB terus melakukan pembenahan dan meningkatkan kualitas layanan bagi wisatawan. Di ajang WHTA 2016, ada tiga wakil NTB yang berjaya, yaitu Novotel Lombok Resort and Villas untuk kategori World's Best Halal Beach Resort, laman www.wonderfulllomboksumbawa.com untuk kategori World's Best Halal Tourism Website, dan Sembalun Village Region untuk kategori World's Best Halal Honeymoon Destination.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, Lalu Mohammad Faozal, mengatakan, penghargaan kelas dunia ini semakin memantapkan posisi Lombok, yang pada tahun sebelumnya juga meraih penghargaan serupa. Keberhasilan ini juga membuktikan, masyarakat NTB mendukung penuh branding/ halal yang terus digencarkan Pemprov NTB.

Ia menjelaskan, NTB secara sistematik terus mengembangkan sejumlah faktor pendukung wisata halal, mulai dari sisi industri, kebijakan pemerintah daerah, hingga promosi. Sembalun misalnya, meski hanya sebuah desa kecil, mampu mengentak panggung dunia sebagai destinasi bulan madu halal terbaik di dunia.

Lalu Mohammad Faozal mengungkapkan, di Sembalun tidak mungkin kita kembangkan hotel berbintang karena memang karakter destinasinya homestay dan hotel-hotel melati yang ramah terhadap pasarnya, katanya.

Hal seperti inilah, kata dia, yang akan terus dijaga dan dikembangkan pemerintah daerah. Keberhasilan meraih penghargaan WHTA selama dua tahun berturut-turut, menurut Faozal, juga menjadi bukti keseriusan pemerintah daerah dalam mengembangkan konsep wisata halal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement