REPUBLIKA.CO.ID, -- Membaca kerap dianggap sebagai hal personal yang tak berdampak pada kehidupan sosial. Padahal, membaca terbukti bisa mengubah hidup lebih positif dan otomatis menciptakan lingkungan yang lebih baik.
Hal itu disampaikan oleh Philippa Cochrane, Kepala Pengembangan Yayasan "Scottish Book Trust". Ia mengutip studi tahun 2015 berjudul "Reading Between the Lines: the Benefits of Reading for Pleasure" yang dilakukan yayasan membaca "Quick Reads" bersama University of Liverpool.
"Orang yang membaca secara teratur merasa lebih dekat dengan teman-teman dan komunitas mereka daripada yang tidak gemar membaca," ujar Cochrane yang turut merayakan Pekan Buku Skotlandia sejak 19 sampai 27 November 2016.
Dikutip dari Scotsman, Cochrane menjelaskan, kebiasaan baik itu menghasilkan pemahaman yang lebih besar dan rasa empati terhadap orang lain. Belum lagi manfaatnya mendorong publik berbagi pengalaman bermakna dan mencetus percakapan sosial.
Disampaikan Cochrane, studi tersebut juga melaporkan bahwa para pembaca memiliki kesadaran kuat dan lebih terlibat dalam masalah sosial dan keragaman budaya. Itu sebabnya kebiasaan membaca punya keterkaitan kuat dengan peningkatan kesehatan mental dan kesejahteraan.
Pembaca usia dewasa diketahui merasa lebih puas dengan kehidupan mereka. Sementara, gemar membaca sejak dini disebut sebagai salah satu indikator kunci keberhasilan di kemudian hari karena dapat memperkaya pengalaman dan meluaskan imajinasi.
"Maka, memberikan buku sebagai hadiah bagi orang lain adalah hal yang tepat. Bisa juga dengan memulai kelompok diskusi buku atau meninggalkan buku yang telah Anda baca di lingkungan setempat agar ditemukan orang lain," tutur Cochrane.