Selasa 22 Nov 2016 11:26 WIB

Para 'Penyihir' Dewasa Memukau di Film Fantastic Beasts

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Andi Nur Aminah
Di balik layar Fantastic Beasts and Where to Find Them.
Foto: Warner Bros
Di balik layar Fantastic Beasts and Where to Find Them.

REPUBLIKA.CO.ID, Film Fantastic Beasts and Where to Find Them telah tayang di Indonesia dan rilis terlebih dahulu di AS dan Inggris. Spin off kisah Harry Potter ini tidak kalah dari pendahulunya, bahkan telah merajai box office dengan pendapatan global 219,9 juta dolar AS per 20 November 2016.

Keativitas JK Rowling sebagai pencipta sekaligus produser ternyata belum kehilangan kekuatannya. Naskah film debutnya itu ia kembangkan dari buku berjudul sama yang terbit pada 2001, salah satu modul pelajaran wajib di Sekolah Sihir Hogwarts.

Selain skenario keren, pesonanya siapa lagi kalau bukan para penyihir dewasa yang jadi pemeran. Daniel Radcliffe, Emma Watson, dan Rupert Grint memang sempurna sebagai Harry, Ron, dan Hermione di serial lalu; namun para penyihir dewasa di film prekuel ini punya daya tarik tersendiri.

Aktor Eddie Redmayne tidak diragukan lagi sangat sempurna berperan sebagai tokoh utama Newt Scamander. Dalam cerita, magizoologist alias ahli hewan sihir itu berpetualang ke seluruh dunia untuk mempelajari makhluk-makhluk fantastis dan memelihara sebagian dari mereka dalam koper kulit tuanya.

Konflik bermula ketika sebagian hewan itu lepas saat Scamander bertandang ke New York City, Amerika Serikat. Apalagi, suasana kota sedang mencekam akibat sejumlah insiden misterius yang melibatkan terbunuhnya beberapa warga biasa non-sihir.

Kualitas pemain pendukung lain yakni Katherine Waterston, Dan Fogler, Alison Sudol, Ezra Miller, Samantha Morton, plus Johnny Depp (yang baru tampil sebentar) jadi kekuatan besar film ini. Pun sutradara David Yates, pengarah empat seri Harry Potter, yang dengan mendetail menghadirkan suasana jadul New York sekira 70 tahun sebelum kisah Harry dan teman-temannya bermula.

Semua kombinasi itu membuat Fantastic Beasts lebih dari sekadar sinema yang menonjolkan visualisasi rekayasa komputer semata. Jalinan emosi para karakter, humor, dan kontemplasi tentang ide sosial dan lingkungan juga mengemuka, membuat kita makin tak sabar menanti lanjutan filmnya yang dijanjikan Rowling bakal dibuat lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement