Senin 07 Nov 2016 09:31 WIB

Athirah Borong Enam Piala Citra 2016

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andi Nur Aminah
Produser Mira Lesmana menerima ucapan selamat saat pengumuman penghargaan pada Malam Puncak Festival Film Indonesia (FFI) 2016 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Ahad (6/11) malam.
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Produser Mira Lesmana menerima ucapan selamat saat pengumuman penghargaan pada Malam Puncak Festival Film Indonesia (FFI) 2016 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Ahad (6/11) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bisa dibilang malam penganugerahan Festival Film Indonesia (FFI) 2016 adalah malam milik film Athirah dan semua krunya. Pasalnya dari sepuluh nominasi, film karya sutradara Riri Riza dan Produser Mira Lesmana ini, berhasil memboyong enam Piala Citra sekaligus. Luar biasa.

Penghargaan pertama didapatkan oleh Eros Eflin sebagai Pemenang Penata Artistik Terbaik lewat film Athirah. Selain itu, melalui film Athirah, Chita Subiyakto juga meraih penghargaan sebagai Pemenang Penata Busana Terbaik.

Yang tak mengherankan lagi adalah Cut Mini yang didaulat menjadi Pemenang Pemeran Utama Wanita Terbaik. Begitu juga dengan Riri Riza yang menjadi Pemenang Sutradara Terbaik sekaligus Pemenang Penulis Skenario Adaptasi Terbaik bersama Salman Aristo.

Pada puncak penghargaan mereka mendapatkan Piala Citra berbalut emas 18 karat untuk kategori Film Terbaik FFI 2016. “Dari sepuluh nominasi kita dapat enam. Ini spesial banget,” ujar Mira Lesmana usai mendapatkan penghargaan piala citra di FFI 2016, Ahad (6/11) malam.

Mira mengaku bangga dengan prestasi yang ditorehkan tim Athirah ini. Ini seperti mengulang kejayaan film Laskar Pelangi 2008 silam. “Mendapatkan ataupun tidak Piala Citra, ini tetap menjadi semangat kami untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi,” tambahnya.

Film Athirah terinspirasi dari kisah nyata, seorang perempuan Bugis, yakni ibunda Jusuf Kalla. Film tersebut diadaptasi dari novel karya Alberthien Endah. Athirah adalah kisah seorang ibu yang tetap teguh dan kreatif dalam mempertahankan kokohnya tembok rumah tangga. Ia mandiri dalam berusaha, dengan berdagang, di tengah badai perkawinan yang sangat berat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement