REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inspirasi memang bisa muncul dari mana saja. Salah satunya dari mimpi. Itulah yang dialami sutradari film 3: Alif Lam Mim sebelum akhirnya melahirkan film tersebut.

Sutradara 3, Anggy Umbara mengungkapkan film ini dibuat dari ide yang sangat ajaib. Sebab idenya datang dari Anggy ketika ia bangun tidur. Ketika tidur, ia mimpi ada tiga pendekar masa depan. Kemudian dibuatlah script dan teaser-nya, kemudian jadilah sebuah film.

Walaupun tidak sukses di box office, namun film ini tak pernah sepi penonton, sejak ditayangkan 1 Oktober lalu. "Apresiasi luar biasa. Kami diundang di Los Angeles, Frankfrut juga ada yang minta tayang. Osaka Asian Film Jepang juga ada. Kita juga menang di film festival Florida jadi film terbaik. Festival film Indonesia (FFI) tahun lalu lima nominasi, Festival Film Bandung (FFB) lima nominasi termasuk film terbaik dan sineas terbaik. Apresiasi bukan sekedar angka penjualan. Tapi film ini sampai setahun lebih bisa kemana-mana," jelas Anggy.

Film 3 berkisah tentang tiga sahabat Alif Lam dan Mim. Mereka berteman sejak kecil. Setelah 20 tahun kemudian di tahun 2036 mereka berubah. Ada yang jadi pasukan khusus, ada yang jadi wartawan dan ustad. Di masa itu 10 tahun ke depan 2026 ada revolusi, perang radikal agama. Pada 2036 agama dan spritual disisihkan. Ini sudah menjadi suatu masa damai tapi suram.

Ketiga karakter ini pun dihidupkan. Mereka harus bertarung satu sama lainnya untuk megang kebenaran masing-masing. Padahal kebenaran sangat personal.

Ia mengungkapkan ceritanya memang tentang tiga sahabat itu. Pesan moral dan isinya juga lebih besar. Isinya tentang keberagaman. "Indonesia beragam tidak bisa menerima semua. Ada diskriminasi, tentang islamofobia. Diskriminasi terhadap minoritas," tambahnya.

Anggy mengatakan film ini bahkan banyak digunakan mahasiswa untuk bahan tesis. "Ini sebuah kebanggaan buat kami. Kita bisa membuat sesuatu yang berguna untuk orang lain," ujarnya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika