REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berinvestasi kini bukan hal asing bagi masyarakat Indonesia. Alasan mereka bermacam-macam. Salah satunya untuk masa pensiun. Selain itu apalagi alasan mereka melakukan investasi dan apa bedanya dengan negara lain?
Direktur Utama Schroders Indonesia, Michael Tjoajadi menjelaskan dari Global Investor Study 2016 Indonesia Customers yang dilakukan Schroders terhadap 20 ribu investor global dan 200 investor Indonesia ditemukan bahwa alasan masyarakat melakukan investasi karena untuk tambahan uang pensiun atau uang untuk masa depan, reinvestasi pendapatan investasi dan menumbuhkan portofolio.
Serta menambah gaji atau pendapatan, menyediakan dana untuk anak-anak, membeli sesuatu selain rumah, membayar biaya pendidikan anak bahkan cucu, menyediakan deposit untuk membeli rumah, untuk membiayai kesehatan Anda dan keluarga, mendukung perubahan karier atau membayar kualifikasi profesional, menyediakan sumber utama pendapatan, serta untuk membantu memenuhi hipotek bulanan dan membyar sewa.
Dari sejumlah alasan tersebut, dari 200 investor Indonesia, alasan mereka mau berinvestasi rata-rata paling banyak (67 persen) adalah untuk mereinvestasi pendapatan mereka dan menumbuhkan portopolio mereka. Kemudian 66 persennya berinvestasi untuk menambah pendapatan atau gaji, 65 persennya untuk dana pensiun, dan 59 persennya untuk dana pendidikan anak-anak bahkan cucu.
Sementara untuk Asia, alasan mereka berinvestasi paling banyak karena untuk reinvestasi pendapatan mereka (52 persen), menambah gaji (52 persen), dan untuk dana pensiun (46 persen). Sedangkan masyarakat global melakukan investasi untuk dana pensiun atau pendapatan di masa depan (45 persen), reinvestasi pendapatan dan menumbuhkan portofolio (44 persen) dan menambah gaji sebagai pendapatan pasif (43 persen).
Ikuti Whatsapp Channel Republika