REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal, Kementerian Pariwsata Riyanto Sofyan mengatakan Lombok didorong untuk menjadi destinasi wisata yang sangat cocok untuk kalangan wisatawan dari Timur Tengah. “Salah satu wisatawan yang dibidik Lombok adalah wisatawan asal Timur Tengah,” kata Riyanto Sofyan kepada Republika.co.id akhir Juni lalu.
Riyanto menambahkan, ada satu daerah di Lombok yang sangat cocok disiapkan untuk para wisman dari Timur Tengah, yaitu Ampenan. Ampenan merupakan daerah kota tua di Mataram. Tempat ini merupakan bekas pelabuhan. Kawasan kota tua ini menyajikan pemandangan bangunan-bangunan lama. Penduduknya banyak yang keturunan Arab, di samping ada juga keturunan Cina.
“Kawasan Ampenan kita dorong untuk dikembangkan menjadi kawasan untuk para wisman asal Timur Tengah. Kawasan itu menjadi tempat nongkrongnya orang-orang Timur Tengah,” kata dia.
Salah satu hal yang dicari oleh para wisman Timur Tengah adalah kuliner Arab. “Orang-orang Timur Tengah itu kalau berwisata ke luar negeri mereka mencari makanan khas mereka. Karena itu, kita dorong agar di kawasan Ampenan dikembangkan banyak restoran Arab, sehingga para wisman dari Timur Tengah senang datang ke Lombok. Hal ini sudah dilakukan oleh Thailand. Mereka memiliki banyak restoran Arab,” ujar Riyanto.
Riyanto menambahkan, termasuk yang perlu diperhatikan adalah orang-orang Timur Tengah senang melakukan aktivitas pada malam hari. Karena itu, kata Riyanto, kawasan Ampenan itu malam hari harus hidup. Baik restonya, termasuk juga musik khas Arab. Saat ini ada beberapa restoran Arab di Ampenan, antara lain As-Salam dan Mumtaz.
“Tamu kami kebanyakan turis dari Timur Tengah. Ada juga dari Malaysia. Mereka umumnya menginap di kawasan Senggigi,” kata Rahmah, staf Restoran As-Salam, Selasa (12/7).
Restoran yang berada di Jalan Raya Saleh Sungkar No. 70 A Aampenan itu menyediakan beraneka menu khas Timur Tengah, antara lain nasi mandi lahm (kambing), nasi kebuli, nasi briyani, sup maraq, kebab, roti maryam. Minuman juga ada bermacam-macam yang khas Arab, antara lain jus kurma, teh adani (campuran kapulaga) dan teh mint.
Para wisman tersebut datang ke Restoran As Salam, baik pagi, siang maupun malam hari. “Banyak wisman dari Timur Tengah yang sarapan pagi di Restoran As-Salam. Kami menyediakan menu yang cocok untuk sarapan, antara lain full plus tamis, mugalgal, roti maryam dan jagung susu keju,” papar Rahmah.
Selain wisman, ada pula turis lokal maupun warga Ampenan keturunan Arab yang senang makan di Restoran As-Salam. Salah satunya adalah tiga sekawan yang masih keturunan Arab bernama Faiz, Saleh dan Roby.
“Kami ini asli Ampenan. Orang tua kami tinggal di Ampenan. Kami berbisnis di Jakarta, punya rumah di Jakarta maupun Ampenan. Saat ini kami lagi mudik ke Ampenan. Dan setiap kali pulang ke Ampenan kami sering makan di Resto As-Salam,” kata Faiz Bagis Saat ditemui di Resto As-Salam, Selasa (12/7).
Faiz menambahkan, ada satu karakter yang khas pada turis asal Timur Tengah. “Orang-orang Arab adalah salah satu suku atau bangsa yang cenderung kembali ke habitatnya. Kalau mereka pergi ke luar negeri, maka mereka mencari kesenian, peradaban, kebudayaan, hingga makanan khas mereka,” kata Faiz.
Salah satu yang selalu dicari oleh para turis asal Timur Tengah adalah restoran Arab yang menyediakan makanan seperti nasi mandi, nasi kebuli, nasi biryani, roti maryam, kambing guling dan sebagainya. “Begitu sampai di bandara negara tujuan, yang pertama kali mereka cari adalah restoran Arab,” ujar Faiz.
Plt Ketua Badan Promosi Pariwisata NTB Drs H Affan Ahmad MSi mengemukakan perlu kerja sama semua stakeholder di NTB untuk memajukan pariwisata di NTB. Pariwisata syariah terus didorong, tapi pariwisata konvensional juga terus didukung. “Bagaimana caranya agar wisata syariah berkembang, dan wisata konvensional juga berkembang,” kata Affan Ahmad.