REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pokemon Go menjadi salah satu permainan yang sedang digemari oleh masyarakat dunia. Permainan yang mengangkat kembali tokoh Pokemon ini memiliki misi untuk menemukan pokemon di dunia nyata. Dengan bantuan gadget, pemain dapat mencari jejak para pokemon di sekitar lingkungannya.
Namun ternyata dibalik keunikan permainan ini, ada sebuah bahaya yang menanti pemainnya. Dilansir dalam Mashable, polisi di O'Fallon, Missouri pada hari Ahad (10/7) lalu mengatakan sedang menyelidiki serangkaian perampok bersenjata. Yang mengejutkannya, kelompok berbahaya ini menargetkan pemain Pokemon Go.
Dalam sebuah halaman Facebook, Departemen Kepolisian Missouri O'Fallon mengatakan bahwa penjahat tersebut menggunakan aplikasi yang bertindal sebagai semacam AR atau permainan geocache untuk menemukan pemain yang mereka targetkan. Dengan kata lain, orang-orang jahat tersebut menggunakan aplikasi yang dapat menemukaan Pokestops (lokasi pada game yang memungkinkan pemain untuk berkunjung dan mengumpulkan berbagai item bahkan Pokemon).
Mereka menggunakan cara tersebut untuk menyergap pemain Pokemon Go yang muncul. Tersangka bisa menggunakan Modul Lure (membeli dalam permainan) untuk memikat pemain untuk Pokestop tertentu.
Kantor Jaksa Penuntut St Charles County menangkap tiga preman dalam aksi ini. Satu berusia 17 tahun dan dua lainnya berusia 18 tahun. Atas tindak kriminal tersebut, mereka didenda 100 ribu dolar AS atau sekitar Rp 1,3 miliar.
Setelah diperiksa kembali ternyata aksi ini bukan yang pertama kali terjadi. Pada Jumat lalu, seorang remaja di Wyoming ditemukan tidak bernyawa saat bermain game ini. Meskipun permainan Pokemon Go cukup menantang, namun penggunanya juga harus sadar dengan lingkungan sekitar mereka. Dengan kata lain mereka tetap perlu waspada dengan kejahatan yang bisa terjadi kapan saja.