Jumat 03 Jun 2016 10:44 WIB

Mahasiswa UGM Ciptakan Produk Hijab Berpendingin

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Indira Rezkisari
Wanita berhijab (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Wanita berhijab (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Cuaca panas seringkali menimbulkan rasa gatal yang sangat mengganggu pada kulit kepala. Keringat dan minyak berlebih akibat panasnya suhu udara tidak hanya menimbulkan gatal, tetapi juga membuat rambut lepek dan bau apek. Terlebih lagi bagi pengguna hijab dan atlet yang sering melakukan aktivitas fisik.

Melihat persoalan tersebut sejumlah mahasiswa UGM berusaha mengembangkan produk sebagai solusi atas masalah yang ada. Mereka adalah Dila Rachma Aryaningrum, Muthi Roufah, dan Anisah Nur Masyitoh mahasiswa Fakultas Farmasi serta Eris Sofyan Tri Saputra dan Omar M. Bintang dari Fakultas Teknik.

Kelimanya mengembangkan produk khusus yang untuk pengguna hijab dan atlet. Produk tersebut diberi nama HiFresh, sebuah inovasi pendingin dan penyegar kepala untuk wanita pengguna hijab.

Eris mengatakan HiFresh dibuat dengan mengkombinasikan kain spandex atau rib yang ampuh mendinginkan kepala dengan gel berupa super absorbent polyakrilate yang dapat menyuplai air pendingin untuk diuapkan. "Di samping itu dalam produk ini terdapat bahan-bahan herbal yang memiliki efek terapi antikuman dan memberi rasa sejuk serta segar alami," katanya, Jumat (3/5).

Menurutnya, HiFresh didesain  dalam bentuk headband  sehingga dapat merapikan rambut bagian muka pengguna dan dapat digunakan oleh semua kalangan. Dengan demikian  pengguna  dapat beraktivitas dengan lancar tanpa merasa kegerahan, rambut lepek, gatal, bau apek, dan dapat berhijab dengan rapi.

Satu paket produk HiFresh terdiri dari headband dan gel yang bisa diisi ulang.  Produk ini dapat dipesan via Line @rnp5119v, Instagram: Hifreshproduct, Facebook: Hifresh.

Setiap paketnya dibanderol Rp 25 ribu, dan harga refill gel Rp 1.000 per sachet. "Penggunaan produk ini diharapkan dapat mengurangi keluhan kegerahan dan masalah kulit kepala lainnya sehingga dapat bebas beraktivitas," tutur Eris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement