REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menuangkan ide ke dalam tulisan ternyata mudah dan menyenangkan.
Apalagi bisa dibaca banyak orang, tentu menjadi suatu kebanggaan. Tapi, tidak jarang tulisan disusun berdasarkan ide orang lain. Kemudian diklaim menjadi ide penulis.
"Mencatut ide tanpa disebutkan sumbernya adalah plagiasi," kata Ani Wilujeng Suryani dalam seminar Academic Writing bertajuk 'Strategi Menyusun Karya Ilmiah tanpa Plagiasi' di Universitas Widyagama Malang seperti keterangan resmi yang Republika terima, Ahad (02/04).
Ani menyadari bahwa tidak semua civitas akademika sadar akan pentingnya menulis. Karena itulah, seminar ini diadakan untuk menularkan semangat menulis pada dosen dan mahasiswa agar mampu berkarya dalam bentuk tulisan ilmiah.
Ani menegaskan, orisinalitas ide-ide dalam tulisan mutlak diperlukan. Pasalnya, banyak kasus karya seseorang yang telah dipublikasi ternyata terdapat plagiasi. Bahkan terjadi pada akademisi yang sudah bergelar profesor, doktor.
"Menyampaikan gagasan lewat lisan, dibatasi oleh ruang dan waktu. Hanya segelintir orang yang bisa mendengarnya. Tetapi lewat tulisan, kita bisa dikenal banyak orang. Boleh secara fisik tidak berpindah dari rumah dan kantor tapi ide dan gagasan bisa dibaca oleh orang lain, yang mungkin belum tentu kita mengenalnya," tutur Ani.
Untuk menghindari plagiasi, Ani memberikan tipsnya, yakni dengan cara Quote, Parafrase, dan Summary. Ani pun juga memberikan tips menulis. Bahwa, kata Ani, menulis itu harus ada perencanaan. Selanjutnya diungkapkan dengan bahasa yang mudah dipahami. Bahkan jika perlu dibaca sendiri keras-keras.
"Dari situ kita akan menemukan beberapa konten yang harus diedit atau direvisi. Dan, terkahir peer review," ucap Ani.