Kamis 18 Feb 2016 07:22 WIB

Nasib Buku Cetak di Era Digital Menurun?

Rep: c39/ Red: Andi Nur Aminah
General Manager Republika Penerbit Syahruddin El-Fikri
Foto: Republika
General Manager Republika Penerbit Syahruddin El-Fikri

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Di era digital penjualan buku cetak digadang-gadang sedang mengalami penurunan. Hal ini karena masyarakat dianggap telah banyak beralih membaca e-book, layanan gadget, dan lain-lain. Namun, apakah memang demikian?

General Manager Republika Penerbit Syahruddin El-Fikri mengatakan, tren penjualan buku dari tahun ke tahun di era online atau dalam jaringan ini justru masih terus meningkat. Tingkat membaca masyarakat pun juga semakin meningkat. Menurut dia, hal ini bisa dilihat dari jumlah pembelian buku di Republika Penerbit.

"Kalau dikalkulasi peningkatannya bisa 10 sampai 20 persen, artinya dari tahun ke tahun selalu meningkat, karena memang melalui pemesanan online itu lebih mudah," ujarnya. 

Syahruddin mengatakan, masyarakat yang berada di daerah tertentu saat ini juga bisa mendapatkan buku yang diinginkan dengan lebih praktis. Pembelian dengan sistem daring membuat seseorang sudah tidak perlu lagi keluar rumah. "Kita ada situs online juga, namanya www.republikapenerbit.com, dan www.bukurepublika.co.id. Itu yang internal kita punya," jelasnya.

Menurut Syahruddin, Republika Penerbit saat ini juga terus mendorong penjualan buku daring. Jika hanya mengandalkan distribusi ke toko buku tidak akan maksimal. Dengan begitu masyarakat juga bisa melakukan pemesanan buku daring di website resmi Republika Penerbit.  "Mereka sudah bisa memesan langsung melalui jari-jari mereka," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement