Rabu 10 Feb 2016 06:27 WIB

Menurut Sapardi, Jatuh Cinta Saat Terburuk Menulis Puisi

Rep: C34/ Red: Indira Rezkisari
Sapardi Djoko Damono
Foto: dok Galeri Indonesia Kaya
Sapardi Djoko Damono

REPUBLIKA.CO.ID, Pujangga Indonesia Sapardi Djoko Damono membagikan tips bagi para penulis yang ingin menggubah puisi. Ia berujar, jangan menulis puisi saat sedang jatuh cinta.

"Kalau jatuh cinta jangan menulis puisi, nanti puisinya cengeng," ujar pria kelahiran Solo, 20 Maret 1940 itu, beberapa waktu lalu.

Sapardi juga berkata, jangan menulis puisi saat sedang marah. Jika sedang gusar dan emosional, sebaiknya berdemo saja alih-alih menggubah sajak.

Berjarak dengan kondisi dan perasaan, ucapnya, perlu dilakukan penulis. Penyair memang bebas mendeskripsikan tentang apa dan siapa, namun sebaiknya apa yang ditulis bermuatan netral.

Hal lain yang disampaikan Sapardi, ada baiknya menulis karya sastra tanpa terbebani apapun. Beban berdakwah atau beban kritik sosial misalnya, menurut ia dibuang saja.

"Kalau terbebani begitu, ya berat. Puisi itu kan hanya akal-akalan saja, bermain dengan kata-kata," tutur sastrawan yang menerima Cultural Award dari Pemerintah Australia pada tahun 1978 itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement