Sabtu 06 Feb 2016 05:00 WIB

PHK Mulai Marak? Segera Siapkan Dana Darurat

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andi Nur Aminah
Massa demo menolak ancaman PHK yang dilakukan perusahaan.
Foto: Antara
Massa demo menolak ancaman PHK yang dilakukan perusahaan.

REPUBLIKA.CO.ID, Perencana keuangan dan bisnis, Prita Ghozie mengungkapkan kemungkinan besar tahun 2016 ekonomi masih bergejolak. Walaupun belum tentu Indonesia ikut terseret, tapi sekarang sudah terlihat gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) mulai terjadi dimana-mana.

“Sebaiknya keluarga punya dana darurat atau dana cadangan yang lebih besar dibandingnya sebelumnya. Yang nilainya paling tidak enam kali pengeluaran sebulannya,” ujar Prita usai acara talkshow #SayangUangnya di Jakarta belum lama ini.

Menurutnya, dana darurat harus dalam bentuk cash di tabungan. Bukan berupa emas atau tanah. “Karena bila tiba-tiba terkena PHK, bagaimana? Masak  gak hidup?,” ujarnya. 

Dia mengatakan, alasan mengapa tidak boleh emas, karena emas pun harganya bisa turun. Lalu bagaimana kalau sudah terlanjur kena PHK, tapi tidak punya dana darurat? Prita pun menyarankan segera mengambil langkah berwiraswasta.

(Baca Juga: Berpenghasilan di Bawah Rp 5 Juta? Hidup Frugalismelah!)

Langkah lainnya adalah melalui gerakan #SayangUang agar yang punya uang mau menginvestasikannya.  Gerakan ini dipersembahkan oleh PermataBank. Mereka mengajak jutaan keluarga di Indonesia untuk menyayangi uangnya.

#SayangUangnya adalah gerakan yang mengajak masyarakat untuk mengubah gaya hidup konsumtif menjadi hemat. Tentunya dengan cara seru dan tetap keren,” jelas Direktur Retail Banking PermataBank, Bianto Surodjo.

Prita menambahkan gerakan ini dilakukan dan tujuan utamanya adalah mencapai kemerdekaan secara finansial. Kalau merdeka pasti bahagia, karena merdeka bukan berati kaya. Merdeka artinya bebas dari berbagai hutang, bebas dari kerja karena mesti hidup melainkan kerja karena memang sebagai kesenangan. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement