REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Perusahaan yang merintis industri K-pop mengungkap rencana pembentukan boyband dengan konsep baru. Yakni, grup dengan anggota tak terbatas yang menyanyi dengan beberapa bahasa dan berbasis di kota-kota dari Asia sampai Amerika Latin.
SM Entertainment, yang membawahi beberapa grup populer seperti Super Junior dan Girls' Generation, menyatakan band baru itu mewakili inkarnasi akhir dari Korean wave yang dimulai dari ekspor drama televisi dan musik pop Korea pada akhir 1990-an. "Ini adalah lokalisasi K-pop," kata pendiri SM Entertainment Lee Soo-man di Seoul, Rabu (27/1).
Grup atau kumpulan dari sub-grup itu akan hadir di bawah nama NCT yang merupakan kependekan dari Neo Culture Technology, nama yang lansung menjadi bulan-bulanan di jejaring sosial.
"Kedengaran seperti perusahaan teknologi," cuit seorang pencinta K-pop, sementara yang lain mengatakan NCT lebih cocok jadi singkatan ujian nasional.
Lee mengatakan grup itu telah memiliki 40 anggota yang akan tampil di Seoul dan Jepang dalam beberapa bulan mendatang. "Anggota baru akan direkrut bebas tanpa batas jumlah," kata Lee.
Inkarnasi lain NTC akan ditampilkan di kota besar Tiongkok, termasuk Beijing dan Shanghai, pada paruh kedua tahun ini, diikuti "unit" di Asia Tenggara dan Amerika Latin.
Selain menyanyikan lagu yang sama dengan bahasa berbeda, mereka akan membuat konten khusus untuk pasar tertentu. "Ini adalah bagian akhir dari Korean wave," kata Lee, serta menambahkan idenya lebih dari sekadar "mengekspor produk K-pop" tetapi menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan lokal.
Sebagian pengamat industri menyatakan konsep NTC serupa dengan grup Jepang AKB48 yang telah bertahan sepuluh tahun lebih.
Diawali dengan 48 anggota, AKB48 kini meliputi lebih dari 130 anggota dan terbagi menjadi beberapa tim yang bisa tampil secara bersamaan di beberapa tempat, demikian menurut siaran kantor berita AFP.