Rabu 27 Jan 2016 08:32 WIB

Mengenal Sosok Penggagas Museum Kontemporer Pertama Jakarta

Desain Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN) yang akan dibuka di Kebon Jeruk, Jakarta, tahun depan.
Foto: MET Studio Design
Desain Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN) yang akan dibuka di Kebon Jeruk, Jakarta, tahun depan.

REPUBLIKA.CO.ID, Tahun depan rencananya Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN) akan diresmikan di Jakarta. Bertempat di Kebon Jeruk, Jakbar, MACAN akan menampung lebih dari 800 koleksi seni milik pengusaha dan kolektor Indonesia, Haryanto Adikoesoemo.

Dalam wawancaranya dengan New York Times, dikutip Rabu (27/1), Haryanto mengatakan ingin museum tersebut mengembangkan dan membangun pemahaman publik Tanah Air tentang seni. "Saya juga ingin museum ini membantu pertukaran seni antara Indonesia dan dunia, termasuk memberi pijakan bagi dunia seni Indonesia ke kancah internasional dan membawa seni internasional ke Indonesia," katanya.

Dalam rancangannya Museum MACAN menempati satu lantai bangunan. Sisa bangunan akan diisi perkantoran, apartemen, hotel, dan area retail. Haryanto berujar pemasukan dari bidang lain bangunan akan langsung digunakan untuk operasional museum.

Koleksi Haryanto yang akan dipamerkan di Museum MACAN mencakup karya modern dan kontemporer. Koleksi tersebut dikumpulkan selama 25 tahun, sebanyak 40 persen diantaranya dari Indonesia, 35 persen dari Amerika dan Eropa Barat, sedangkan 25 persennya lagi dari kawasan Asia.

Sejumlah seniman yang karyanya dimiliki Haryanto diantaranya Raden Saleh dan Affandi. Hingga seniman internasional seperti Gerhard Richter, Anish Kapoor, Jeff Koons, dan Frank Stella.

Haryanto Adikoesoemo adalah presiden PT AKR Corporindo, perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang kimia dan logistik energi. Ia juga menduduki jabatan yang sama di AKR Land Development yang membangun properti mewah.

Sejak 2015 ia juga menjabat sebagai Board of Trustees di Hirshhorn Museum and Sculpture Garden in Washington DC, AS.

Haryanto Adikoesoemo/NY Times

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement