REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komika Ernest Prakasa sukses membuat film pertamanya bertajuk NGENEST. Selain jadi sutradara, Ernest juga menulis skenario film yang dilatarbelakangi dari kisahnya yang dulu sering didiskriminasi karena keturunan Tionghoa saat Orde Baru.
Biasa menulis skrip untuk stand up comedy bukan berarti mudah bagi Ernest menulis skenario film. "Buat sekenario film ya banyak belajar dari literatur juga. Banyak juga belajar sama teman-teman yang biasa jadi sutradara dan nulis skenario," kata Ernest saat syukuran film NGENEST di Hongkong Cafe, Jakarta Pusat, Senin (11/1).
Bagi Ernest menulis skenario film juga tantangan karena berbeda ketika ia menulis skript untuk stand up comedy. Ketika menulis script untuk stand up comedy, Ernest terbiasa menulis perbagian yang akan dibahas namun untuk skenario film harus keseluruhan.
Banyak belajar, Ernest juga bertukar pikiran dengan penulis skenario berpengalaman. "Gue juga baca dua buku untuk nulis script sama banyak belajar juga dari Jenny Yusuf di film Filosofi Kopi," ungkap Ernest.
Dalam menulis skenario untuk film NGENEST, Ernest mengakui menghabiskan waktu hingga empat bulan. Meskipun begitu, ia sangat menikmati semua proses yang dilalui.
Perbedaan juga dirasakan Ernest saat menulis skenario, terutama soal durasi. "Tantangannya kalau stand up comedy dari topik ke topik paling durasinya tiga sampai lima menit tapi kalau untuk film ini terutama gimana caranya gue bisa nyajiin drama komedi deh minimal " jelas Ernest.
Selama proses pembuatan film, Ernest bersyukur merasa sekali diberikan kemudahan dan dukungan dari berbagai pihak terlibat. Pencapaian 550 ribu penonton dalam 12 hari sejak 30 Desember rilis menjadi penghargaan tersendiri bagi Ernest.