REPUBLIKA.CO.ID, Film terbaru 'Star Wars: the Force Awakens' membawa penonton kembali ke sebuah galaksi nun jauh di sana. Banyak ilmuwan sains yang terinspirasi dari saga 'Star Wars' ini, namun beberapa di antara mereka menilai aplikasi sains dalam seri populer tersebut tidak masuk akal.
Seorang Fisikawan dari University of Minnesota, Jim Kakalios mengatakan kebanyakan saintis sengaja melupakan aspek sains dari film ini karena terlanjur jatuh hati dan terpukau dengan jalan ceritanya.
"Jika Anda mengerti beberapa aspek sains di film ini, Anda akan menemukan beberapa hal salah di dalamnya," kata Kakalios, dilansir dari National Geographic, Rabu (23/12).
Penanganan medis di galaksi
Dokter dari University Hospital Rigshospitalet di Denmark, Roan Berg dan Ronni Plovsing mengajarkan mahasiswa kedokteran bagaimana mendiagnosis penyakit pernapasan. Mereka terinspirasi dari Darth Vader.
Dilihat dari kebiasaan bernapas Vader, tokoh antagonis itu memiliki masalah paru-paru karena menghirup gas panas dan partikel vulkanik di Planet Mustafar. Inilah disebabkan Vader kelimpungan saat berhadapan dengan Obi Wan Kenobi di seri 'Revenge of the Sith.' Gas panas membuat paru-paru kronisnya meradang.
Menurut Berg, temuan ini menunjukkan penanganan medis yang dilakukan tim Darth Sidious dengan memakaikan baju besi dan sistem robotik di tubuh Vader terbilang salah. Alasannya, Vader seharusnya menjalani transplantasi paru-paru.
"Mencarikan donor organ untuk Vader bagi seorang kaisar yang totaliter seharusnya mudah," kata Berg.