Ahad 06 Dec 2015 02:22 WIB

Film Kisah Penyelamat Bumi akan Diputar di Paris

Planet Bumi
Foto: abc news
Planet Bumi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Film yg berjudul  "The Last Chance to Save Earth" (Kisah Penyelamat Bumi) di Kutub Utara yang menampilkan petualangan anak-anak muda dalam ekspedisi "Youth4Planet", akan diputar di arena Konferensi Perubahan Iklim (COP 21) di Paris, Prancis, 11 Desember 2015.

Rencana pemutaran itu itu dalam sesi showcase film yg berjudul “The Last Chance to Save Earth” yang diadakan Yayasan Peduli Bumi Indonesia (YPBI) di Jakarta, Jumat (4/12).

Dalam siaran pers Humas YPBI, Sabtu (5/12), disebutkan, ekspedisi ini bertujuan untuk melihat langsung perubahan iklim di kutub utara. Nesha Ichida dan Yohanes Kevin Hendrawan, dua anak muda asal Indonesia yang ikut terlibat dalam film yang disutradarai oleh Liz Courtney dari Unbox Media Australia, bersama anak-anak muda dari berbagai negara, seperti dari Australia dan Eropa.

Keduanya menghabiskan waktu tak kurang dari 12 hari di Arktik, Kutub Utara, untuk melakukan syuting film pendek bertema perubahan iklim bersama kru IMAX Eropa. Film pendek itu akan diputar pada konferensi PBB mengenai perubahan iklim  dan pada pertemuan KTT Perubahan Iklim atau Konferensi Tahunan Para Pihak (COP) ke-21 yang berakhir pada 11 Desember 2015 di Paris, Prancis.

Baik Nesha, maupun Kevin mengaku memiliki kesan masing-masing saat menuju Kutub Utara untuk membuat film perubahan iklim ekstrem yang mengancam kehidupan di seluruh dunia. Kata Kevin, dia kaget  melihat bahwa es mencair 8 meter per tahun, padahal tinggi esnya hanya 400-500 meter.

Nesha dan Kevin banyak menyaksikan drastisnya perubahan iklim seperti Greenland yang dikenal dengan suhu dingin ekstrim dan ditutupi salju, saat ini menjadi jauh lebih hangat sehingga banyak tanaman hijau yang tumbuh. Selain itu, penyusutan es di kutub utara setinggi 6 meter dalam waktu satu tahun terakhir.

"Banyak alga hitam di antara lapisan es. Warna hitam akan lebih mudah menyerap sinar matahari, sehingga mempercepat cairnya es," cerita Kevin. "Di Greenland, hujan lebih sering terjadi. Berdasarkan keterangan penduduk lokal, hal ini merupakan hal yang tidak biasa. Hujan mengakibatkan banyak es yang terpecah dan meleleh begitu saja," kata Nesha.

Film tersebut menjadi bagian dari program Youth 4 Arctic adalah program PBB yang berlangsung selama tiga tahun. Tujuannya untuk merangkul anak-anak muda seluruh dunia untuk mengampanyekan bahaya perubahan iklim yang berdampak secara global. PBB membuat program ini demi menyelamatkan es di Kutub Utara yang mencair 8 meter dalam tiap tahunnya. Nantinya, film ini akan disebarkan ke seluruh dunia.

Menurut Ananda Mustadjab Latip, Ketua YPBI, nantinya Kevin dan Nesha dipersiapkan sebagai bintang Laskar Bumi yang menggelar kampanye dengan melibatkan anak muda dan melakukan edukasi seputar isu lingkungan hidup, dari tingkat SMP, SMA, universitas, dan masyarakat pada umumnya.

Keduanya akan berperan sebagai agen perubahan sekaligus brand endorser ambassador bagi komunitas Laskar Bumi. Di antaranya, dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mengubah gaya hidup mereka lewat kampanye tentang kesadaran akan isu perubahan lingkungan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement