Selasa 24 Nov 2015 09:57 WIB

"Fish Eye" Tawarkan Cara Pandang Baru dalam Berbisnis

Rep: C39/ Red: Indira Rezkisari
Merintis usaha bukan perkara mudah, dibutuhkan sokongan dalam bentuk mentor bagi pebisnis agar berhasil menjalani usahanya.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Merintis usaha bukan perkara mudah, dibutuhkan sokongan dalam bentuk mentor bagi pebisnis agar berhasil menjalani usahanya.

REPUBLIKA.CO.ID, Ketatnya persaingan bisnis di dalam negeri dan luar negeri membuat masyarakat Indonesia kesulitan dalam mengembangkan bisnis kreatif. Hal tersebut menimbulkan pesimisme terhadap banyak orang, terutama bagi anak muda.

Melihat hal itu, buku yang ditulis Handoko Hendroyono, Fish Eye hadir di tengah masyarakat Indonesia yang selama ini hanya menjadi masyakarat konsumtif. Handoko menawarkan cara pandang baru agar masyarakat Indonesia segera hijrah untuk  menjadi masyarakat produsen.

"Dalam buku ini, dimunculkan cara pandang yang tidak seperti kacamata kuda, tapi seperti mata ikan yang bulat, sehingga pandangannya luas untuk melihat sekeliling dan akhirnya berjuta kreatifitas bisa laku," Kata Maman Suherman yang menjadi moderator dalam peluncuran buku tersebut, beberapa waktu lalu.

Menurut Maman, masyarakat harus berani keluar dari keterkotak-kotakan, harus punya minat yang kuat, dan harus menciptakan kreasi yang berbeda. "Yang diajarkan oleh Handoko adalah  keberanian kewirausahaan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Budayanya bukan budaya pekerja lagi, tapi bagaimana menjadi produsen," jelasnya.

Handoko mengatakan, buku yang ditulisnya tersebut berangkat dari pengamatannya terhadap dunia kreatif di Indonesia, karena kata dia saat ini bisnis kreatif  kurang produktif dan kurang dapat menghasilkan output yang jelas. "Ini sebenarnya sebuah kelanjutan dari buku saya sebelumnya yang berjudul "Do"," kata produser Film Filosofi Kopi tersebut.

Namun, di dalam buku keduanya ini, Handoko menulis sesuatu yang bisa menghasilkan produk bisnis yang lebih kreatif. "Peluang kita sebenarnya sangat sangat banyak, tapi kan keterbukaan kita dalam melihat segala permasalahan itu sangat kurang. Kepekaan kita terhadap fenomena-fenomena itu harus kita asah," jelasnya.

Menurut Handoko, di samping harus kreatif dalam membangun usaha bisnis, saat ini juga harus jeli melihat lingkungan, peluang, dan potensi diri.Hal inilah yang membuat Handoko merasa gemas untuk menulis buku tersebut. "Oke, ini buku tapi sebenarnya pinginnya dari buku ini ada semacam gerakan, atau buku yang akhirnya membuat orang tergerak untuk bikin sesuatu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement