Sabtu 31 Oct 2015 16:22 WIB

Kak Seto Harap Nasib Pak Raden tak Terulang

Rep: C30/ Red: Indira Rezkisari
Pemakaman almarhum Suryadi atau lebih dikenal dengan nama Pak Raden di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Sabtu (31/10). Almarhum Pak Raden meninggal dunia dalam usia 82 tahun di Rumah Sakit Pelni akibat sakit infeksi paru-paru.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pemakaman almarhum Suryadi atau lebih dikenal dengan nama Pak Raden di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Sabtu (31/10). Almarhum Pak Raden meninggal dunia dalam usia 82 tahun di Rumah Sakit Pelni akibat sakit infeksi paru-paru.

REPUBLIKA.CO.ID, Sang maestro dongeng Indonesia, Pak Raden telah berpulang tadi malam, (30/10). Seto Mulyadi berharap, ke depannya generasi-generasi pendongeng Indonesia mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Hal tersebut diungkapkan, karena melihat bagaimana kehidupan Pak Raden di hari tuanya dalam keadaan serba kekurangan. Padahal, hari senja merupakan saat di mana seseorang seharusnya menikmati hasil kerja keras dan karya-karyanya di masa muda.

"Di usia senja beliau justru dalam keadaan serba kekurangan, kurang perhatian dari pemerintah," ujar Kak Seto saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (31/10).

Namun Kak Seto yakin, sudah banyak generasi-generasi muda yang akan meneruskan dongeng-dongengnya dongeng-dongeng tentang Indonesia. Mereka tersebar di berbagai wilayah dan juga dengan berbagai nama organisasi dongeng yang berbeda.

"Mudah-mudahan kehidupan Pak Raden ini jangan sampai terulang pada tokoh-tokoh berikutnya," ujar Kak Seto penuh harap.

Kak Seto juga berharap, supaya pemerintah bisa lebih memperhatikan lagi keberadaan para seniman, budayawan yang ada di Indonesia. Sehingga cerita tentang kehidupan di hari senja Pak Raden tidak akan terulang pada seniman-seniman lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement