Sabtu 31 Oct 2015 09:33 WIB

Sehari Sebelum Meninggal Pak Raden Masih Bisa Tertawa

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Pak Raden mendongeng melalui medium gambar papan tulis kepada anak-anak di Bentara Budaya, Jakarta Selatan, Ahad (28/4). Acara yang bertajuk Orat-Oret Pak Raden tersebut dalam rangka 60 tahun Pak Raden Berkarya
Foto: dok Republika
Pak Raden mendongeng melalui medium gambar papan tulis kepada anak-anak di Bentara Budaya, Jakarta Selatan, Ahad (28/4). Acara yang bertajuk Orat-Oret Pak Raden tersebut dalam rangka 60 tahun Pak Raden Berkarya

REPUBLIKA.CO.ID, Kesedihan menyelimuti hati para pendongeng. Salah satunya Ariyo Zidni dari Komunitas Ayo Dongeng Indonesia. Ia mengaku tak percaya akan kabar duka ini.“Ini kehilangan yang besar,” ujarnya kepada Republika.co.id, Sabtu (31/10).

Pasalnya sehari sebelum meninggal Pak Raden sempat tertawa bersama dirinya juga teman lainnya dari komunitas itu. “Kami jam lima datang ke rumahnya, tanya bapak mau dibelikan apa, mau makan apa? Kwetiaw katanya,” kenang Ariyo saat terakhir bersama Pak Raden di kediamannya di Petamburan, Jakarta Pusat.

Saat itu Ariyo dan orang yang ada dirumahnya sempat memeriksa kondisi kesehatan Pak Raden. Suhu tubuhnya pun diukur. Saat itu suhu tubuhnya normal sekitar 37 derajat celcius. Sebelumnya sempat mencapai 39 derajat celcius. “Kami sudah janjian sama dokter, kalau suhunya sudah mencapai

40 derajat celcius, langsung bawa ke dokter,” ujarnya.

Bahkan mereka juga sempat bersenda gurau bersama. Pak Raden pun masih sempat tertawa. Dan ia memaksa untuk tetap hadir dalam Festival Dongeng Internasional Indonesia (FDII) 2015 yang digelar hari ini Sabtu (31/10) dan Ahad (1/11). “Kami saat itu menyarankan agar Pak Raden istirahat saja supaya sehat. Tapi dia memaksa dan mengusahakan untuk datang,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement