REPUBLIKA.CO.ID, Perencana keuangan independen, Boy Hazuki, mengungkapkan iklan kredit barang dengan bunga nol persen itu sebenarnya tidak benar-benar bebas bunga. Setelah dihitung-hitung bunganya sudah masuk dalam cicilan bulanan konsumen yang harus dibayarkan.
Oleh karena itu, lanjut Boy, jika kita membeli sebuah barang, terutama barang kredit dengan tawaran bunga nol persen, maka perhatikan hal berikut.
Jangan terbuai iklan
Hal pertama yang harus Anda ingat adalah jangan terbuai oleh iklan dan janji-janji marketing. Lakukan riset kecil-kecilan sebagai perbandingan. Jika Anda kurang paham hitungan secara finansial, tanyakan pada financial planner Anda.
Lihat urgensi barang tersebut
Kalau bisa ditunda, lebih baik kita menyisihkan uang sebagian untuk ditabung dan jika sudah cukup, baru dibelikan barang yang jadi kebutuhan kita.
Perhatikan jangka waktu cicilan
Jika kita terpaksa harus membeli (misalnya butuh AC karena AC yang di rumah sudah rusak), maka perhatikan jangka waktu cicilannya. Semakin panjang waktunya, semakin besar bunga yang harus dibayarkan. Saat sekarang kita akan senang karena punya barang tersebut, tapi setelah itu kita akan terbebani dengan kewajiban bayar hutang.
"Dampak buruknya, kalau kita tidak bisa bayar cicilan kartu kredit, maka kasus terburuknya, nama kita akan masuk DHBI (Daftar Hitam Bank Indonesia). Jika kemudian hari kita perlu pinjaman uang lagi dari bank seperti Kredit Pemilikan Rumah, maka nama kita sudah di daftar hitam dan kita akan sulit utk mendapatkan pinjaman baru dari bank manapun di Indonesia," ujarnya.
Karena itu, Boy mengingatkan telitilah sebelum membeli. Kelola pengeluaran Anda dengan bijak, pilih mana yang menjadi kebutuhan, mana yang bukan.