REPUBLIKA.CO.ID, Pendiri portal e-commerce fesyen muslim HijUp.com Diajeng Lestari mengatakan melemahnya rupiah justru menguntungkan e-commerce miliknya karena sebagian pembeli berasal dari luar Indonesia.
"Justru kita diuntungkan dengan kuatnya dolar karena hijUp 20 persen pembelinya dari luar negeri," kata Diajeng.
Pembeli luar negeri itu berasal dari benua Singapura, Malaysia, Inggris, Amerika Serikat dan kawasan Eropa. "Tahun depan kami akan promosi lebih gencar untuk pasar internasional," kata dia.
Menurut Ajeng, kondisi rupiah yang melemah saat ini harus dijadikan pelajaran untuk mengubah pola pikir warga Indonesia menjadi seorang produsen, bukan konsumen.
"Ketika Indonesia jadi negara produsen harusnya jadi hal menguntungkan," ujar dia.
Salah satu caranya adalah menguatkan lini industri kreatif, termasuk fashion muslim. Ajeng menegaskan pentingnya membuat ekosistem yang menyeluruh dari hulu ke hilir, mulai dari bahan baku hingga pengembangan kreativitas. "Supaya industri kuat, tidak tergantung bahan baku dari luar negeri," ujar dia. Saat ini diakui Ajeng sebagian besar perancang dan HijUp masih mengandalkan bahan baku dari luar.
HijUp.com berperan seperti mal online yang kini mewadahi sekitar 200 perancang lokal. Ajeng ingin mengembangkan para perancang Tanah Air dan menyebarkan kampanye bahwa produk dalam negeri juga berkualitas tinggi dan tidak kalah saing dengan merek impor.