Sabtu 15 Aug 2015 20:34 WIB

Walau Bermotif Tradisional, Cincin Teranyar 'The Palace' Berstandar Internasional

Rep: c19/ Red: Hazliansyah
Cincin kawin
Foto: Republika/Prayogi
Cincin kawin "KEKASEH" yang merupakan hasil kolaborasi antara The Palace Jeweler dengan Anne Avantie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menggaet desainer kebaya kawakan, Anne Avantie, perusahaan perhiasan, The Palace Jeweler membuat sebuah gebrakan baru dalam industri perhiasan Tanah Air. 

The Palace berhasil meluncurkan enam mahakarya cincin dengan motif tradisional, yaitu motif Sekar Jagad, Sido Asih, Sido Mukti, Wahyu Tumurun, Truntum dan Parang Kusumo.

CEO of Product The Palace, Nurhidayat mengaku bangga bisa bekerja sama dengan desainer kelas atas seperti Anna Avantie. Nurhidayat menyampaikan, kendati keenam cincin keluaran anyar The Palace ini bermotof tradisional, namun proses produksinya tetap menggunakan mesin modern. 

"Maka sejumlah aspek detail baik soal motif maupun ukuran tetap simetris. Produksinya memakai teknologi tinggi, bukan buatan tangan. Porsi emasnya tentu harus sesuai aturan misalnya 18 karat atau 75 persen dari bahan cincin jadi sudah mengikuti aturan internasional. Kalau kadar terlalu tinggi justru akan membuat emas lembek," jelas Nurhidayat di JCC Jakarta.

Tak hanya menyoal porsi emas, pemilihan berliannya juga telah mengikuti standar internasional, yakni yang memiliki tingkat kejernihan bagus. Tetapi sisi ekonomis dari cincin ini, lanjut dia, juga diperhitungkan.

"Kami perhatikan estetika, sisi ekonomis, ada sentuhan evolusionis, material emas dan kami mengikuti tren, tetapi di luar itu ada sisi emosional yang kuat juga dari cincin ini yaitu filosofinya, karya yang mengandung doa dan arti yang dalam," katanya menambahkan. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement