REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Fakultas Eokologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama PERGIZI PANGAN Indonesia dan Forum Tempe Indonesia mengajukan tempe sebagai warisan budaya dunia UNESCO.
"FEMA IPB telah banyak melakukan kajian tentang tempe dan kedelai, kita sangat mendukung rencana pengajuan tempe ini," kata Wakil Dekan FEMA IPB, Dr.Tuti Sumarti, mewakili Dekan FEMA IPB yang berhalangan hadir saat konferensi pers di Cafe Taman Koleksi, kampus IPB Baranangsiang, Selasa (4/7).
Kegiatan ini diselenggarakan untuk merumuskan alasan diajukannya tempe sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity, mendapatkan data dan informasi tentang sejarah tempe dan kebudayaannya, serta merumuskan strategi untuk mendapatkan pemahaman yang sama dengan pemegang kekuasaan di tingkat nasional.
Ketua umum PERGIZI PANGAN Indonesia Prof Dr Hardiansyah MS mengatakan, UNESCO telah memberikan pengakuan terhadap Kimchi dari Korea dan Batik dari Indonesia sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity (ICHH), sedangkan di sektor makanan Indonesia belum.
"Tempe bukan sekedar makanan, tapi juga memiliki nilai budaya, sejarah, dan ekonomi bangsa. Karena keunikannya, tempe layak jadi bagian budaya Indonesia," katanya kepada Republika Online.
Menurutnya, tempe memiliki potensi yang besar dengan melalui pemerintah Indonesia yang dalam hal ini menjadi wewenang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).