Kamis 30 Jul 2015 07:20 WIB

Penelitian: Lebih dari 80 Persen Iklan Kosmetik Bohong

Rep: c35/ Red: Satya Festiani
Kosmetik (ilustrasi)
Kosmetik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah penelitian terbaru di Amerika menyebutkan sekitar lebih dari 80 persen kosmetik yang dijual di pasaran tidak memiliki efek yang berarti bagi kulit. Peneliti dari Valdosta State University menilai terdapat 289 iklan kosmetik yang memanipulasi hasil aslinya.

Iklan kosmetik yang beredar di seluruh dunia tentu memiliki nilai visualisasi yang menarik ketika sedang mempromosikan produknya. Bahkan dalam iklan tersebut akan dibuat segala macam sehingga mereka dapat meraup keuntungan yang semakin besar.

Tak lupa iklan-iklan kosmetik tersebut menyebutkan beberapa kalimat yang meyakinkan pelanggan untuk menggunakan produknya. Diantaranya adalah frase ‘terbukti klinis’, ‘direkomendasikan oleh ahli dermatologis’, ‘tidak ada pengujian pada binatang’ dan lain sebagainya.

Kini pemasaran Journal of Global Fashion mengeluarkan fakta terbaru hasil penelitian dari ahli dari dari Valdosta State University tersebut, dan menyebutkan fakta yang cukup fantastis.

Sebuah panel hukum kemudian mengklasifikasikan setiap klaim dalam iklan tersebut dengan berbagai tingkatan, yaitu kebohongan, kelalaian, samar-samar, atau diterima.

Meskipun masyarakat sudah banyak yang menggunakan dosis dengan tepat, panel mengklaim bahwa hanya sebesar 18 persen dari klaim yang disebutkan dalam iklan tersebut adalah benar adanya, atau ‘diterima’.

Salah satu pihak peneliti mengatakan kepada Telegraph yang dilansir Metro mengatakan penipuan tersebut tidak hanya merusak kredibilitas iklan secara keseluruhan dengan membuat konsumen semakin defensif. Selain itu juga akan merusak pihak yang bertanggung jawab terhadap tuntutan jika ada konsumen yang menuntut ketidak benaran iklan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement