Senin 29 Jun 2015 20:49 WIB

Zaskia Mecca Ekspansi Bisnis Fashion Muslim

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Damanhuri Zuhri
Zaskia Adya Mecca
Foto: ROL/C27
Zaskia Adya Mecca

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah mengembangkan bisnis fashion Muslim dengan label Meccanism, pesinetron Zaskia Asya Mecca melakukan ekspansi bisnis dengan membuat label baru BIA. Hingga akhir tahun ini, ia menargetkan modal kembali dulu.

Ditemui usai peluncuran sebuah laman jual beli daring ecommerce beberapa waktu lalu, Zaskia mengaku pengembangan bisnis dilakukan setelah ada permintaan untuk baju yang lebih formal.

Dengan investasi awal Rp 130 juta, Zaskia berharap setelah luncur Juni ini, hasil penjualan BIA sudah bisa terlihat dalam dua tiga bulan mendatang.

''Saya tidak ngotot dengan harga mahal. Yang penting orang mau beli dulu, tidak apa-apa untungnya sedikit dulu 20-30 persen, itu yang diputar lagi,'' ungkap Zaskia.

Berbeda dengan produk fashion Meccanism yang lebih santai, BIA lebih formal tanpa banyak aksen dan lebih menekankan pada potongan asimetris. Ia yakin produknya bisa diterima pasar.

''Perbedaannya total. Produk Meccanism semua bahannya kaus dan katun. Untuk BIA, bisa untuk kerja karena lebih rapi,'' kata Zaskia.

Apalagi menjelang lebaran, lanjut dia, yang dicari konsumen umumnya baju-baju agak rapi. Ia bahkan memiliki tim rancang sendiri untuk produk-produk BIA.

Saat ini baru 10 model yang diluncurkan di bawah label BIA untuk target konsumen wanita usia 19-35 tahun.

10 model yang ditampilkan bernuansa minimalis sederhana dengan didominasi warna-warna dasar seperti cokelat, putih, dan biru laut. Jilbabnya pun, kata Zaskia, instan sehingga tidak banyak jarum yang dipakai.

Menjelang Idul Fitri, ibu dua anak ini mengaku sudah menyiapkan stok dari sekarang. Belajar dari pengalaman tahun lalu, Zaskia akan menjual produknya maksimal dua minggu sebelum lebaran jadi saat lebaran tidak ada baju yang dijual.

Pengelola bisnis BIA yang juga adik Zaskia, Haikal Kamil mengatakan target pasar BIA memang perempuan urban kelas menengah, sehingga harga produk ini pun berada di kisaran harga Rp 200 ribu hingga Rp 350 ribu.

Bahan yang digunakan untuk produk BIA cukup beragam, seperti ceruti untuk jilbab, bahan balotelli, jersey, dan katun untuk pakaian. Kerja sama dengan tiga pabrik kain di Bandung memudahkan mereka untuk menyediakan stok. ''Meccanism banyak pakai bahan kaus. Kami ingin BIA punya diferensiasi,'' kata Haikal.

Meski masuk dalam industri fashion Muslim, Haikal mengaku usaha mereka belum mendapat pembiayaan perbankan, termasuk syariah, dan masih mengandalkan pembiayaan mandiri.

Dengan perkembangan jual beli daring yang terjadi, Haikal optimistis dengan bisnis keluarga ini. Setelah bekerja sama dengan satu lama jual beli daring, Haikal mengaku mereka agak selektif menjalin kemitraan dengan laman jual beli lain.

Karena memiliki visi pemberdayaan perempuan menikah dan memiliki anak, mereka ingin bekerja sama dengan pihak tak hanya berorientasi bisnis, tapi juga punya visi misi sosial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement