Jumat 26 Jun 2015 14:29 WIB

Maestro Batik Paparkan Keragaman Batik Cirebon

Rep: Lilis Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Batik Cirebonan
Foto: Antara/Agus Bebeng
Batik Cirebonan

REPUBLIKA.CO.ID, Batik Cirebon digadang menjadi salah satu ikon dalam Gebyar Batik Nusantara. Acara yang bertujuan melestarikan kain tradisional Indonesia itu dihelat sejak kemarin (25/6) di Jakarta Convention Center.

Maestro batik Cirebon, Katura, menjelaskan, motif batik terbagi menjadi batik keratonan dan batik pesisiran. Kedua motif itu berkembang sesuai dengan kondisi di setiap daerah. Untuk batik Cirebon, kedua motif batik tersebut sama-sama tumbuh dan berkembang. Hal itu dikarenakan Cirebon memiliki beberapa keraton. Sedangkan secara geografis,  Cirebon terletak di pesisir pantai.

 

Menurut Katura, motif batik keratonan warnanya cenderung mengarah pada sogan, yakni coklat yang dikombinasi hitam. Sedangkan motif batik pesisiran, warnanya bermacam-macam dan cirinya menggambarkan flora dan fauna.

 

Sementara itu, dalam buku 'Batik Cirebon, Sebuah Pengantar Apresiasi, Motif, dan Makna Simboliknya' yang diterbitkan Badan Komunikasi, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cirebon, dijelaskan bahwa batik keratonan memiliki pakem-pakem yang harus ditaati. Selain itu, kental dengan muatan-muatan simbolisme dalam sistem budaya Jawa.

Motif hias batik keratonan yang masih diciptakan pengrajin batik di Cirebon tidak sedikit jumlahnya. Secara garis besar, motif hias batik keratonan mengambil hiasan pokok dari jenis tumbuhan, binatang mitologi, bentuk-bentuk bangunan, taman arum, wadasan, bentuk-bentuk sayap, bentuk-bentuk perhiasan, dan mega mendung.

 

Batik keratonan Cirebon yang mengambil hiasan pokok tumbuhan di antaranya adalah kangkungan, kluwen atau simbar, dan keblekan. Batik keratonan Cirebon yang mengambil hiasan pokok binatang mitologi, di antaranya motif hias paksi naga liman, naga seba, sawung galing, buroq, kanoman, dan supit urang.

 

Sedangkan batik keratonan Cirebon yang mengambil hiasan pokok bentuk-bentuk bangunan yaitu motif hias siti hinggil, gunung giwur, gedongan sunyaragi, lawang gada, puser bumi, dan keprabonan.

 

Batik keratonan Cirebon yang mengambil hiasan pokok taman arum, yakni motif taman arum kasepuhan, tamsn sunyragi, motif hias gunung jatian, trusmian, tanjakan gunung jati, sunyaragian, dan taman teratai.

 

Batik keratonan Cirebon yang mengambil hiasan pokok wadasan, terdiri dari rajeg wesi, wadas grompol, dan panji semirang. Batik keratonan Cirebon yang mengambil hiasan pokok bentuk-bentuk perhiasan, di antaranya motif hias sumping darwati dan naga utah-utahan.

 

Batik keratonan Cirebon yang mengambil hiasan pokok bentuk-bentuk sayap (sawat), antara lain motif sawat penganten, dan banjar barong. Untuk batik keratonan Cirebon yang mengambil hiasan pokok mega mendung, motif tersebut merupakan visualisasi dari bentuk awan, dan pengaruh dari kebudayaan Cina. Motif tersebut tata warnanya berlapis-lapis, terdiri dari lima sampai tujuh warna yang monokromatis.

Sementara itu, untuk batik pesisiran, motif hiasnya tidak terikat oleh sistem nilai atau pakem yang ketat, dan lebih terbuka. Motif tersebut lebih ditentukan oleh ekspresi kreatif masyarakat perbatikan dan ditentukan oleh selera pasar. Berdasarkan struktur pola desainnya, motif batik pesisiran dikelompokkan menjadi empat pola. Yakni geometris, pangkaan, byur, dan semarangan.

 

Untuk jenis geometris, ditandai dengan proses pendesainannya selalu menggunakan alat bantu penggaris. Motif batik pangkaan Cirebon adalah motif batik pesisiran Cirebon yang berbentuk pohon atau bunga-bungaan yang lengkap dari ujung dan pangkalnya. Untuk motif batik byur Cirebon yaitu motif yang mempunyai susunan pola membaur. Sedangkan motif batik semarangan Cirebon, ditandai dengan susunan ceplok-ceplok, yaitu kelompok motif berukuran kecil yang disusun dengan pengaturan jarak tertentu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement