REPUBLIKA.CO.ID, BELANDA -- Setiap maskapai penerbangan selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh penumpang, termasuk dalam hal kesehatan.
Setiap penumpang pun menginginkan agar setiap petugas maupun pramugari cepat tanggap ketika mereka tengah merasa sakit atau tidak enak badan selama terbang.
Namun tidak semua penumpang selalu mengkomunikasikan apa yang mereka rasakan kepada pramugari. Untuk itu, seorang pramugari haruslah peka terhadap kesehatan penumpang dan mengenali gejala-gejalanya ketika mereka mulai merasa sakit, meski si penumpang tidak mengatakannya.
Dalam membantu pekerjaan pramugari tersebut, kini tengah dikembangkan teknologi yang memungkinkan pramugari mengidentifikasi ketika penumpang merasakan kecemasan atau sakit. Aplikasi bernama The Flightbeat tersebut kini tengah dikembangkan oleh mahasiswa universitas di Belanda yang bekerja sama dengan maskapai penerbangan KLM (Koninklijke Luchtvaart Maatschappi).
Salah seorang yang ikut dalam proyek itu, Flaminia Del Conte memaparkan, The Flightbeat adalah aplikasi yang dapat memonitor kondisi fisik maupun mental penumpang, termasuk mengetahui kondisi detak jantungnya lewat sensor yang dibenamkan di setiap kursi penumpang.
"Kursi ini dapat dimonitori oleh kru kabin karena sudah terkoneksi dengan ruangan kabin. Mereka dapat melihat status penumpang yang berbeda dan mengetahui jika ada penumpang yang merasa tidak enak badan," katanya seperti dikutip Dailymail Rabu (13/5).
Dirinya juga menjelaskan, aplikasi ini dapat membantu penanganan kesehatan penumpang lebih dini untuk menghindari pendaratan darurat yang memakan biaya lebih banyak.
Meski teknologi pendeteksian kesehatan tersebut sudah ada, namun Mrs Del Conte mengatakan bahwa aplikasi tersebut masih berupa konsep. Pasalnya, proyek tersebut melibatkan Zodiac Aerospace, pihak maskapai KLM dan perusahaan lain.
"Aplikasi ini masih berupa konsep karena masih membutuhkan dukungan serta sertifikasi dari Zodiac Aerospace, KLM, atau perusahaan lain untuk memutuskan menggunakan aplikasi itu," ujarnya. Menurutnya, alasan privasi juga menjadi salah satu faktor yang menentukan apakah aplikasi tersebut layak digunakan.