REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Yamini Karanam (26), warga Indiana, Amerika Serikat, mengalami gangguan pada sarafnya. Ia kesulitan memahami kata-kata saat membaca juga memahami orang-orang berbicara.
"Jika ada beberapa orang berbicara di sebuah ruangan, saya tidak akan mengerti apa yang dibicarakan," ujar Karanam, seperti dilansir NBC News, Kamis (23/4).
Karanam sempat berkonsultasi dengan ahli bedah saraf, tetapi tidak mendapatkan jalan keluar atas penyakitnya. Akhirnya ia menghubungi ahli saraf dari Skullbase Institut Los Angeles, Hrayr Shahinian.
Shahinian diketahui tengah mengembangkan cara minimal invasiv untuk mencapai otak terdalam guna mendeteksi tumor. Akhirnya, Karanam menjalani operasi pada 15 April lalu untuk mengambil teratoma di dalam otaknya. Teratoma adalah embrio lengkap dengan tulang, rambut dan gigi yang diduga merupakan kembaran Karanam.
"Ini seorang saudara kembar jahat yang telah menyiksa saya selama 26 tahun terakhir," kata Karanam.
Shahinian mengatakan kasus teratoma yang dialami Karanam sangat langka. Kejadian ini merupakan kejadian kedua dari 8.000 kasus tumor otak yang pernah dialami.
“Kami ingin memasuki otak tanpa disadari oleh otak itu sendiri untuk mendeteksi teratoma,” kata Shahinian.