REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memilih preschool atau sekolah usia dini yang tepat untuk anak memang susah-susah gampang. Apalagi, usia si anak tersebut memang masih usia bermain yakni sekitar 2-3 tahun. Namun, beberapa tips dari psikolog Universitas Pancasila Aully Grashinta ini bisa Anda jadikan referensi sebelum memutuskan memasukan anak ke sekolah.
“Pertama, orang tua harus tahu dulu apa tujuan memasukan anak mereka ke sekolah usia dini, apakah untuk melatih kedisiplinan atau bersosialisasi,” ujar Shinta, Kamis (26/3). Melatih kedisiplinannya berarti harus mulai membiasakan anak untuk bangun pagi, sedangkan melatih sosialisasinya berarti mulai mengenalkan anak pada lingkungan sosialnya.
Menurut Shinta, usia 3-5 tahun masih dalam tahap perkembangan psikomotorik kasar si anak. Di mana pada usia tersebut, anak seharusnya dilatih untuk melakukan aktivitas fisik seperti main bola, meluncur, ayunan, dan lain-lain yang akan melatih keseimbangan, konsentrasi, maupun koordinasi tubuhnya.
Kedua, orang tua juga perlu mempertimbangkan jarak sekolah dengan tempat tinggal. Menurut Shinta, jarak tempuh perjalanan ke sekolah sebaiknya hanya memakan waktu sekitar 10-15 menit. “Jangan sampai terlalu lama di perjalanan karena justru akan mengurangi konsentrasi anak di sekolah,” katanya.
Ketiga ialah faktor finansial, apakah kondisi keuangan keluarga cukup untuk membiayai preschool si anak. Shinta mengingatkan agar orang tua tidak memaksakan diri memasukan anak ke sekolah usia dini. Lebih baik mempersiapkan tabungan sembari mengajari anak sampai usianya cukup untuk masuk TK.
Dan yang terakhir ialah kesiapan orang tua. “Siap untuk mengantar anak sekolah di pagi hari serta konsisten mengajari anak yang berkaitan dengan teknis-teknis pendidikannya,” jelas Shinta. Namun yang terpenting ketika memutuskan memasukan anak ke preschool ialah kejelasan visi misi orang tua, bukan karena faktor umur si anak.