Ahad 15 Mar 2015 08:32 WIB
Keuangan

Pentingnya Tiap Keluarga Miliki Perencana Keuangan

Seorang klien berkonsultasi dengan perencana keuangan untuk merumuskan strategi keuangannya.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Seorang klien berkonsultasi dengan perencana keuangan untuk merumuskan strategi keuangannya.

REPUBLIKA.CO.ID, Jika Anda ingin berlibur ke kota Bandung, biasanya selain mencari informasi tentang kekhasan dan keunikan kota Bandung, tentunya yang perlu Anda persiapkan adalah peta kota Bandung tersebut.

Dengan adanya peta, dalam format cetakan maupun digital akan sangat membantu mencapai tujuan dan melaksanakan rencana yang Anda susun ketika berangkat dari Jakarta. Sekarang bayangkan, ketika peta kota Bandung tersebut tertukar dengan peta kota Surabaya, alangkah tidak enaknya.

Jika saya ambil analogi dengan hal yang lebih besar lagi, yakni kehidupan Anda, bagaimana Anda akan mencapai tujuan kehidupan Anda, sementara peta yang Anda pegang salah.

Dalam konteks keuangan, orang yang memiliki peta perencanaan keuangan dengan yang tidak memiliki tentunya akan berbeda hasilnya.  Dengan adanya panduan atau peta perjalanan keuangan Anda akan sangat membantu.

Jika saya ambil contoh kecil dari sebuah keluarga, di mana terdiri dari ayah, ibu dan anak maka merencanakan keuangan bersama untuk mewujudkan mimpi bersama, merupakan langkah kecil untuk menjadi ‘perencana keuangan’ dalam sebuah keluarga.

Di sini perencanaan keuangan bisa kita definisikan sebagai cara yang sistematik untuk terus menerus memperbaiki kondisi keuangan kita, dimana orangnya disebut perencana keuangan.

Setidaknya ada 5 hal yang membuat pentingnya sebuah keluarga untuk memiliki seorang Perencana Keuangan, entah ayah, ibu atau anak :

1.Merencanakan masa depan

Setiap orang dan keluarga tentulah memiliki cita-cita dalam bidang keuangan, entah ingin membeli mobil, rumah, berhaji dan lainnya  Tetapi biasanya tidak semua keinginan atau cita-cita bisa kita wujudkan, jika ada 10 rencana, biasanya hanya 5 yang bisa tercapai.  Dari 5 rencana masa depan tersebut, biasanya ada skala prioritas, di mana 3 yang bisa dilaksanakan secara sempurna, sementara yang lainnya masih menunggu ketika dana ada.

Bagaimana jika kita tidak punya rencana masa depan? Semakin lama waktunya mempersiapkan, akan semakin baik jika kita merencanakan masa depan kita.

2.Mengontrol kondisi keuangan

Setiap pribadi dan keluarga, paling tidak mengecek kondisi keuangannya setahun sekali.  Ibarat tubuh yang sehat atau kelihatan sehat, tetap perlu yang namanya Medical Check Up, apalagi tubuh yang sakit.  Begitupun dengan kondisi keuangan pribadi dan keluarga, kita kenal namanya Financial Check Up.  Cek kondisi keuangan ini adalah kontrol kita terhadap kondisi keuangan kita hari ini dan esok hari.

3.Meningkatkan kualitas hidup

Salah satu cara meningkatkan kualitas hidup adalah punya waktu. Jika hari ini Anda merasa menyia-nyiakan waktu Anda, coba temui orang yang paling sibuk, lihat dan amati bagaimana tidak nyamannya mereka, selalu merasa kurang dengan waktu yang diberikan Tuhan selama 24 jam, bekerja terburu-buru dikejar deadline.  Padahal yang menentukan kualitas hidup tersebut adalah kita sendiri yakni dengan punya quality time dan quantity time.

Contoh yang paling sederhana adalah orang-orang yang punya utang, tentu kualitas hidupnya akan sangat menurun, apalagi berutangnya dengan tetangga sebelah rumah.  Tentu manajemen utang dibutuhkan dan itu merupakan salah satu tugas dari seorang perencana keuangan. 

4.Mengurangi ketidakpastian masa depan finansial

Bagi Anda seorang suami yang menafkahi anak dan isteri Anda. lebih menyenangkan meninggalkan rumah ketika Anda bekerja dalam kondisi rumah ada uangnya atau tidak ada uangnya?

Tentu ada uangnya, kan.  Entah itu namanya dana darurat, dana operasional, asuransi dan keterampilan yang isteri Anda punyai sebagai bekal ketika Anda dengan alasan tertentu tidak bisa menafkahi secara utuh.

Di sini ketidakpastian masa depan, bisa kita minimalisir dengan perencanaan keuangan yang jitu.  Lagi-lagi peran seorang perencana keuangan menjadi krusial untuk menghitung ‘beban’ ketikdakpastian masa depan keuangan Anda dan keluarga.

5.Kemerdekaan keuangan

Ketika masa produktif datang, kita bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja ikhlash.  Di beberapa kasus generasi masa kini, mereka hanya bekerja ikhlash, tanpa terbebani target kehidupan dan target keuangannya.  Mereka menikmati hasilnya diwaktu masa produktif, bukan di masa tidak produktif atau masa pensiun.

Tetapi berapa banyak dari kita yang dimasa tidak produktifnya masih bekerja keras memforsir diri dikarenakan belum merdeka keuangan. Merdeka Keuangan adalah tingkatan yang diimpikan hampir semua orang, termasuk saya tentunya.  Tidak ada utang konsumtif, dana darurat lebih dari 2 tahun, investasi berjalan lancar dan sudah memiliki aset aktif.

Kita bekerja bukan karena terpaksa bekerja, tetapi karena hobi dan aktualisasi diri.

Bisa Anda bayangkan jika Anda sudah MELEK KEUANGAN sejak dari bangku SD, dan menabung serta berinvestasi dari awal sekali akan lebih cepat mendapatkan hasilnya ketimbang baru berinvestasi di usia senja Anda. Sekali lagi itu butuh seorang perencana keuangan yang merencanakan keuangan kita masing-masing.

Jadi, jika di tiap keluarga punya satu orang perencana keuangan (One Family One Planner), maka Indonesia EMAS (Evolusi, Maju, Aktif, Sejahtera) akan semakin cepat terlaksana, Insya Allah.. Aamiin..  

Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : [email protected]  SMS 0815 1999 4916.

twitter.com/h4r1soulputra
www.p3kcheckup.com

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement